TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno, mengatakan duetnya bersama Saifullah Yusuf atau Gus Ipul sebagai kombinasi Nahdliyin dan nasionalis. Hal itu pula, ucap dia, yang akan dikedepankan bila terpilih dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur atau pilgub Jatim 2018.
"Saya punya tugas membangkitkan kembali basis Mataraman atau nasionalis ini," ujar Puti saat berkunjung ke kantor Tempo, Jalan Palmerah Barat 8, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.
Baca juga: Puti Guntur Ungkap Takdir dengan Saifullah di Makam Soekarno
Ia pun menyatakan kombinasi tersebut sama seperti zaman perjuangan kemerdekaan. Saat itu, para pejuang dari kaun Nahdliyin dan nasionalis bersatu melawan penjajah.
"Basis Nahdliyin dan nasionalis bersatu kembali untuk Jawa Timur, sama seperti zaman perjuangan dulu," tutur putri Guntur Soekarnoputra ini.
Penggabungan dua karakter masyarakat tersebut, kata Puti, merupakan cita-cita kakeknya, Presiden RI pertama Sukarno. Puti mengklaim hal tersebut juga menjadi saran dari para kiai sepuh Jawa Timur, yang kemudian disampaikan kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri oleh Gus Ipul.
Dari saran itu, Megawati menunjuk Puti sebagai pendamping Gus Ipul dalam pilgub Jatim. Penunjukan Puti itu dilakukan setelah pasangan Gus Ipul sebelumnya, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengundurkan diri. Anas mundur setelah foto syur yang diduga dirinya tersebar.
Baca juga: Akhir Koalisi Poros Tengah di Pilkada Jawa Timur
Penetapan Puti Guntur Soekarno dilakukan setelah Gus Ipul bertemu dengan Megawati pada Senin, 8 Januari 2018. Ketika itu, Gus Ipul mengaku menemui Megawati untuk menyampaikan rekomendasi dari para kiai sepuh Jawa Timur. Puti sendiri baru mendapatkan kabar soal penunjukannya setelah pulang dari Tokyo, Jepang, pada 9 Januari 2018.
Dalam pilgub Jatim, pasangan Gus Ipul-Puti akan bertarung melawan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Penetapan calon akan dilakukan Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur pada 12 Februari 2018.