Edy Pertanyakan Djarot Saiful Hidayat soal Kearifan Lokal

Reporter

Antara

Editor

Amirullah

Minggu, 6 Mei 2018 14:51 WIB

Pasangan calon gubernur dan wagub Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (nomor urut dua) dan Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah (nomor urut satu) di Medan, Sumatra Utara, 13 Februari 2018. ANTARA/Septianda Perdana

TEMPO.CO, Jakarta - Calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mempertanyakan persepsi rivalnya, Djarot Saiful Hidayat, mengenai pemberdayaan kearifan lokal dalam pemerintahan.

Dalam debat tahap pertama Pilgub Sumatera Utara di Medan pada Sabtu malam, 5 Mei 2018, Edy menyebutkan adanya kearifan lokal dengan istilah Dalihan Na Tolu yang cukup dikenal di kalangan etnis Batak. Cagub yang berpasangan dengan Musa Rajekshah tersebut beranggapan bahwa kearifan lokal bisa dijadikan prinsip dalam pemerintahan.

Baca: Beda Tanggapan Djarot dan Edy Mengenai Image Negatif Sumut

Menanggapi pertanyaan itu, Djarot menjelaskan bahwa kearifan lokal memang penting, bahkan dapat menjadi salah satu dasar pemimpin ketika mengambil keputusan dan kebijakan dalam pemerintahan. Dengan konsep Dalihan Na Tolu, ada keseimbangan tiga sama sisi dalam pranata sosial yang mengedepankan dialog, termasuk dalam masalah pertanahan.

Pemanfaatan kearifan lokal yang berujung pada dialog untuk mengambil mufakat itu, tercantum dalam sila keempat Pancasila, yakni musyawarah dalam mencapai mufakat.

Advertising
Advertising

Cagub yang berpasangan dengan Sihar Sitorus tersebut sepakat bahwa kearifan lokal berupa Dalihan Na Tolu dapat dioptimalkan penggunaannya, terutama dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan adat.

"Karena itu, saya sangat yakin, tidak ada masalah yang tidak selesai jika diselesaikan dengan mufakat," kata Djarot dalam debat yang digelar KPU Sumut itu.

Baca: Djarot Saiful dan Edy Bakal Berdebat, KPU Sumut Siapkan 7 Panelis

Edy kembali mempertanyakan pemanfaatan kearifan lokal dalam etnis Batak tersebut terkait dengan program pengembangan potensi wisata Danau Toba. Sebab, ada 500 hektare lahan yang sebagian milik masyarakat akan digunakan. Apalagi, kata Edy, di lahan yang akan digunakan itu ada kuburan raja adat dan pengertian adat.

Menanggapi hal itu, Djarot Saiful Hidayat mengakui bahwa kearifan lokal Dalinan Na Tolu baik digunakan di kawasan Danau Toba dengan mengajak para raja dan pengetua adat untuk membahasnya.

Karena itu, kata Djarot, gubernur dan wakil gubernur perlu turun untuk berdialog dengan masyarakat, termasuk dengan masyarakat Sumut yang selama ini dikenal dengan sikap yang keras dan tegas.

"Masyarakat Sumut memang keras, tapi kalau pintar mengambil hatinya, masyarakat Sumut manis dan baik hati," ujar cagub yang didukung PDI Perjuangan dan PPP itu.

Berita terkait

Pesan Cak Imin untuk Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB pada Pilkada 2024

2 hari lalu

Pesan Cak Imin untuk Bakal Calon Kepala Daerah dari PKB pada Pilkada 2024

Cak Imin mengatakan pilkada perlu dijadikan momentum mewujudkan perbaikan dan perubahan di setiap lini.

Baca Selengkapnya

Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

7 hari lalu

Nikson Nababan Siap Bersaing di Bursa Bakal Calon Gubernur Sumut 2024

Siapapun masyarakat Indonesia yang ingin membantu dan ingin membangun pasti diakomodir oleh Partai PDIP

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

9 hari lalu

Pilkada 2024: Edy Rahmayadi Telah Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Cagub Sumut dari 3 Partai

Edy Rahmayadi adalah bakal calon gubernur pertama yang telah mengambil formulir pendaftaran Pilkada 2024 di PKB Sumut.

Baca Selengkapnya

Edy Rahmayadi Dipastikan Maju Pilgub Sumut 2024 dari PDIP, Siap Bersaing dengan Menantu Jokowi?

12 hari lalu

Edy Rahmayadi Dipastikan Maju Pilgub Sumut 2024 dari PDIP, Siap Bersaing dengan Menantu Jokowi?

Edy Rahmayadi mengambil formulir untuk maju dalam Pilgub Sumut 2024 di DPD PDIP Sumatera Utara. Kompetitor Bobby Nasution?

Baca Selengkapnya

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

36 hari lalu

Para Caleg Populer PDIP Kehilangan Kursi di DPR: Arteria Dahlan, Johan Budi sampai Kris Dayanti

Beberapa caleg petahana dari PDIP gagal lolos ke Senayan, padahal nama mereka begitu populer. Selain Kris Dayanti dan Arteria Dahlan, siapa lagi?

Baca Selengkapnya

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

42 hari lalu

70 Tahun Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, Tokoh Lahir dari GMNI Mulai Megawati hingga Ganjar Pranowo

70 tahun lalu Kongres I GMNI diadakan di Surabaya pada 23 Maret 1954. Megawati, Siswono Yudo Husodo hingga Ganjar Pranowo lahir dari GMNI.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi Niat Maju Pilgub Sumut, Bisakah Edy Rahmayadi atau Musa Rajekshah Kalahkan Bobby Nasution?

46 hari lalu

Menantu Jokowi Niat Maju Pilgub Sumut, Bisakah Edy Rahmayadi atau Musa Rajekshah Kalahkan Bobby Nasution?

Pilgub Sumut akan seru, bisakah mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, eks Wagub Musa Rajekshah kalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution?

Baca Selengkapnya

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

15 Januari 2024

Top 3 Metro: Laporan Dana Kampanye, Camat di Bekasi Bloon Bila Mau Pamer Jersey 02 Karena Motif Politik

Tiga berita Top 3 Metro tentang laporan awal dana kampanye di DKI Jakarta hingga sejumlah kasus tagihan pelanggan PLN.

Baca Selengkapnya

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

14 Januari 2024

Caleg DPD Sylviana Murni dan Istri Djarot Saiful Hidayat, Pemilik Dana Kampanye Terbesar di Dapil DKI

Anggota DPD dari DKI Jakarta, Sylviana Murni dan istri dari mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Happy Djarot jadi pemilik dana kampanye terbesar.

Baca Selengkapnya

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya