TEMPO.CO, Jakarta - Direktur LSKP Lingkar Survei Indonesia Denny JA, Sunarto Ciptoharjono menyebut tingkat keterpilihan petahana Ganjar Pranowo dalam Pilgub Jateng unggul. Ganjar Pranowo memiliki prosentase elektabilitas 50,2 persen dibanding rivalnya Sudirman Said yang hanya memiliki elektabilitas 10,5 persen. Pemilih mengambang mencapai 39,2 persen.
"Ini survei pertama Pilgub Jateng yang kami lakukan. Ganjar Pranowo akan masuk di periode ke-2 kalau tidak ada tsunami politik yang luar biasa," ujar Sunarto di Grand Candi Hotel Jalan Sisingamangaraja Semarang, Selasa 24 April 2018.
Tsunami yang dimaksud yakni gangguan elektabilitas seperti citra diri, dan serangan eksternal seperti kampanye hitam dan kampanye negatif.
Baca juga: Debat Pilgub Jateng, Ganjar Solusi Kemiskinan Tak Bisa Instan
Selama ini Ganjar Pranowo sering dikaitkan dengan isu korupsi E-KTP yang menjeratnya. Namun Sunarto mengklaim kasus tersebut menjadi nomor sekian untuk masyarakat tetap menjatuhkan pilihan pada Ganjar. Hanya saja, pertanyaan soal E-KTP tidak dilampirkan dalam pertanyaan tertutup dalam survei.
"Soal kasus korupsi E-KTP yang sering dikaitkan, bisa menjadi (tsunami). Namun secara umum, kandidat punya celah (mendpaat tsunami) ketika terindikasi dengan banyak hal, terutama soal moralitas. Seperti, punya selingkuhan, memperkosa, kasus narkoba. Masyarakat tidak memempatkan kasus korupsi di pilihan pertama.
Keunggulan lain, Sunarto mengatakan dalam survei itu pemilih PKS dan Partai Gerindra justru mendukung Ganjar Pranowo.
Sunarto mengatakan, Ganjar Pranowo unggul pada segmen pemilih pemula, disusul pemilih usia lanjut. Tingkat kepuasan kepada kinerja Ganjar di periode lalu mencapai 57,6 persen. Warga dengan pendapatan menengah bawah cenderung memilih Ganjar Pranowo.
Baca juga: Pembacaan Puisi Gus Mus Dinilai Untungkan Ganjar Pranowo
"Secara dapil (daerah pilihan), dari 13 di Jawa Tengah, Ganjar unggul meski tidak signifikan. Ada dapil yang mengunggulkan Sudirman Said seperti di Kendal, Pati, Cilacap, Brebes, Tegal, dan Batang. Namun juga tidak signifikan. Kalau Pilkada diundur 6 bulan, Sudirman Said bisa menyaingi Ganjar, karena Sudirman masuk kategori pendatang baru," ucap Sunarto.
Sunarto berujar, migrasi suara mengambang memungkinkan terjadi, namun kecil karena kampanye tinggal 2 bulan. Survei tersebut dilakukan sebelum debat kandidat perdana yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng pada Jumat 20 April lalu. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling berdasar Daftar Pemilih Tetap (DPT) Jateng, dengan 600 responden.
"Tapi di Indonesia beda dengan Amerika yang memiliki kecenderungan berubah sangat signifikan usai debat. Di Indonesia tidak begitu terpengaruh," tandasnya.