TEMPO.CO, Semarang - Calon Gubernur Jawa Tengah inkumben, Ganjar Pranowo, heran rivalnya, Sudirman Said, mengaku sanggup mengentaskan angka kemiskinan hingga 50 persen. Sudirman berjanji menekan angka kemiskinan yang kini 12,21 persen menjadi 6 persen, sehingga akan menuntaskan kemiskinan warga Jawa Tengah hingga 50 persen lebih.
“Maaf, kok kayaknya tidak mungkin, ya?" ujar Ganjar dalam debat pilkada perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum di Patra Jasa Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, Jumat, 20 April 2018.
Baca: Sudirman Said dan Ganjar Pranowo Makan...
Menurut Sudirman, salah satu cara mengentaskan kemiskinan adalah menciptakan lapangan kerja. Dalam satu dari 22 janji kerja yang dipaparkan Sudirman, ada program penciptaan lapangan kerja hingga lima juta dalam lima tahun. Setidaknya, dalam setahun, akan ada 1,5 juta lapangan kerja yang diciptakan untuk menyerap lulusan sekolah menengah atas sederajat dan lulusan perguruan tinggi.
Ganjar merinci angka kesempatan kerja pada 2017 sebesar 17,1; angka pengangguran 823,9; angkatan kerja 18 juta. Sedangkan peningkatan pertumbuhan ekonomi hanya 19-20 persen. “Kalau itu (menciptakan lapangan kerja lima juta) dilakukan, saya mau diajari, formula apa, kerja teknokrasi apa untuk menyerap lapangan kerja lima juta dalam lima tahun?”
Sudirman menuturkan membuka kesempatan kerja hingga 1,5 juta pekerjaan setiap tahun akan menyerap masyarakat pada tenaga kerja formal dan pekerjaan matang lain. Selama ini, orang yang bekerja paruh waktu masih dianggap memiliki pekerjaan, tapi belum bisa menyejahterakan hidup. Dengan asumsi itu, ia menghitung tenaga kerja yang seminggu hanya bekerja selama beberapa jam akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Baca: Sudirman Said Banyak Berdiskusi Menjelang...
Dalam kajian angka yang diungkap Ganjar Pranowo, Sudirman juga sangsi terhadap perhitungan itu. Ia mengatakan perhitungan dengan praktik di lapangan bisa berbeda selama pemimpin memiliki kebijakan yang revolusioner dalam mengentaskan kemiskinan. "Ini contoh pemimpin kerja dengan angka di awang-awang,” ucap Sudirman.
Sudirman Said berujar, data menyebutkan 4,5 juta rakyat miskin dan 2,5 persen sangat miskin. Angka paling miskin malah meningkat selama lima tahun terakhir. “Kalau pakai angka makro, tidak ketemu (angka itu).” Ia mengaku lebih suka pada angka mikro. “Bekerja teknis yang langsung dan nyata sebagai esensi pengentasan kemiskinan.”