TEMPO.CO, Jakarta - Para pesaing pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum terus tancap gas menjelang pencoblosan Pilkada 2018. Berdasarkan survei Indo Barometer, meski memiliki elektabilitas tertinggi, tren keterpilihan Ridwan-Uu mengalami kemerosotan.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Sukur Nababan optimistis calon yang diusung partainya, TB Hasanuddin-Anton Charliyan masih memiliki peluang untuk melakukan sosialisasi selama dua bulan ke depan.
"Meski kalau ngomong dari awal, kami sudah terlambat. Keputusan pencalonan itu dua hari sebelum pendaftaran," ujar Nababan di Harris Suites, Jakarta, Kamis, 19 April 2018. Apalagi, kata dia, berbeda dengan pilkada sebelumnya saat partainya mengusung Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki, pasangan calon yang diusungnya saat ini belum begitu dikenal publik.
Baca: Indo Barometer: Elektabilitas Ridwan Kamil Turun 8,1 Persen
Nababan mengatakan partainya sebenarnya punya modal politik yang bisa dimanfaatkan untuk memenangkan Pilkada Jawa Barat 2018. "Pada pemilihan anggota legislatif 2014, kami punya 19,63 persen atau sekitar 4,2 juta suara."
Selain berharap pada suara konstituen PDIP di Jawa Barat, Nababan mengatakan secara struktural, PDIP memiliki banyak kader di setiap tingkatan struktur badan pengurus hingga ke tingkatan ranting. "Kami memiliki seluruh struktural kami, sampai anak ranting lebih kurang sebesar 350 ribu," kata dia. "Kami memiliki strategi, karena sudah terlambat mengejar popularitas, kami memanfaatkan 350 ribu itu."
Berbeda dengan tim Hasanuddin-Charliyan, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu justru sedang mengejar kenaikan popularitas mereka. "Kami sedang berkonsentrasi mengejar popularitas dengan melakukan kegiatan-kegiatan masif," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono. Berdasarkan survei, saat ini tingkat pengenalan Sudrajat berada pada angka 30,5 persen, sedangkan Syaikhu berada di angka 33,9 persen.
Baca: Kalah di Survei LSI Denny JA, Timses Ridwan Kamil Tak Khawatir
Ferry optimistis tingkat popularitas pasangan calon yang diusung partainya dan Partai Keadilan Sejahtera itu bisa mencapai 50-60 persen menjelang pemungutan suara. Sehingga, Gerindra menargetkan elektabilitas Sudrajat - Syaikhu bisa terdorong sampai lebih dari 30 persen.
Target yang dipasang partainya itu, kata Ferry, diperkuat dengan tren menurunnya elektabilitas pasangan Ridwan-Uu dan pergerakan pasangan-pasangan calon yang baru dilakukan pasca-pendaftaran Januari lalu. Dia juga menargetkan merebut suara pemilih yang belum menentukan suaranya. Dalam survei, ada 23,3 persen pemilih yang belum memutuskan pilihannya "Karena ada empat pasang, besar kemungkinan akan ada pertarungan ketat ketika suaranya sudah terporalisasi," ujar Ferry.
Politikus Demokrat Asep Wahyuwijaya tak menyangka suara pasangan Ridwan-Uu akan turun secara ekstrim. Dia berujar dengan kondisi tersebut pasangan yang diusung partainya, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi akan terus merangkak naik.
Baca: Ridwan Kamil Dapat Aduan Uang Bau Sampah Bantargebang Belum Cair
Apalagi, menurutnya sang calon wakil gubernur, Dedi Mulyadi memiliki daya ungkit bagi pasangan calon ini, mengingat popularitas Deddy Mizwar sudah cukup maksimum di 98 persen. "Kami yakin karena pasangan Ridwan-Uu yang saya pikir stuck ternyata turun ekstrem. Di sisi lain paslon kami terus merangkak naik," tutur Asep.
Survei Indobarometer pada 20-26 Maret 2018 menunjukkan elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mengalami tren penurunan bila dibandingkan perolehan bulan Januari 2018.
"Terlihat menurun 8,1 persen," ujar Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari. Pada survei Januari 2018 pasangan Ridwan-Uu meraup elektabilitas 44,8 persen. Namun, pada Maret 2018 angkanya merosot menjadi 36,7 persen.