TEMPO.CO, Jakarta - Tim pemenangan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum akan memanfaatkan sisa waktu dua bulan sebelum pencoblosan Pilkada Serentak 2018 pada 27 Juni 2018. Alasannya, berdasarkan survei Indo Barometer, elektabilitas pasangan calon nomor urut 1 di pemilihan gubernur Jawa Barat itu mengalami tren penurunan.
"Survei ini cermin. Masih ada dua bulan lagi untuk mengevaluasi strategi apa yang paling jitu untuk meraih pemilih," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan Ervan Maksum di Harris Suites Jakarta, Kamis, 19 April 2018. PPP adalah salah satu partai pengusung pasangan Ridwan-Uu.
Baca: Indo Barometer: Elektabilitas Ridwan Kamil Turun 8,1 Persen
Menurut Ervan, Ridwan Kamil-Uu telah memiliki modal untuk memenangi kontes politik itu. Pekerjaan rumah yang mesti dilakukan sekarang, kata dia, adalah membuat strategi kampanye yang lebih efektif untuk menutupi beberapa kekurangan, misalnya menurunnya tren elektabilitas.
Saat ini, Ervan menuturkan, Ridwan Kamil-Uu masih dominan di beberapa kategori pemilih yang spesifik, misalnya di perkotaan dan masyarakat yang melek teknologi.
Mereka belum menjangkau pemilih yang tidak memiliki akses ke teknologi. "Misalnya ibu-ibu atau masyarakat dengan pendidikan rendah," kata Ervan. Menurut dia, pilkada saat ini berbeda dengan periode sebelumnya. Pada periode ini, media sosial memiliki peran yang lebih besar. "Medsos cukup efektif. Ridwan Kamil punya followers banyak, di instagram ada 8 juga followers," ujarnya.
Baca: Ridwan Kamil Dapat Aduan Uang Bau Sampah Bantargebang Belum Cair
Survei Indobarometer pada 20-26 Maret 2018 menunjukkan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum mengalami tren penurunan bila dibandingkan perolehan bulan Januari 2018.
"Terlihat menurun 8,1 persen," ujar Direktur Eksekutif Indobarometer Muhammad Qodari. Pada survei Januari 2018 pasangan Ridwan-Uu meraup elektabilitas 44,8 persen. Namun, pada Maret 2018 angkanya merosot menjadi 36,7 persen.