TEMPO.CO, Medan - Calon gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menegaskan tidak perlu ada pengamanan berlebihan dalam Pilgub Sumut 2018. Aparat cukup bersikap netral dengan tidak mendiamkan kesalahan dan menakuti pihak yang bertindak benar.
"Pengamanan pilkada jangan lebay (berlebihan), seolah-olah Sumut ini tidak aman dan tidak kondusif karena pilkada", ujar Edy saat berkunjung ke Kabupaten Nias, Rabu, 4 April 2018.
Baca juga: Palagan Baru Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut
Edy mengatakan masyarakat tetap di atas segalanya, termasuk jika dibandingkan dengan kepentingan politik apapun. Dirinya tidak ingin kepentingan kelompok tertentu justru membuat masyarakat menjadi korban.
Mantan Pangdam I Bukit Barisan tersebut juga mengaku tidak akan tinggal diam jika ada pihak-pihak yang ingin mengotori demokrasi. Dirinya berjanji tidak akan tinggal diam kepada pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan mengambil keuntungan pribadi.
Hal tersebut berkenaan dengan kampanye-kampanye negatif dengan mengangkat isu agama. Dirinya mengaku sedih dengan kondisi demikian. Sebab, kampanye negatif bertemakan agama dapat memecah belah masyarakat.
Baca juga: Melawan Edy Rahmayadi, Djarot: Ibarat Pertandingan Bulu Tangkis
Karenanya, Edy menegaskan akan menjaga persatuan dan menjauhi praktik-praktik SARA. "Saya tidak mau main-main dengan keutuhan NKRI. Jangan coba-coba memecah belah bangsa ini," tegas Edy.
Sementara salah seorang tokoh agama di Nias, Pendeta Heman Mendrofa, berharap Edy dapat membuat Nias menjadi lebih maju. Utamanya di sektor ekonomi yang membuat banyak masyarakat merasa tersisih dibandingkan daerah lain.
Heman mewakili tokoh masyarakat dan agama yang berhadir di acara tersebut menyatakan siap memenangkan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah. "Kami yang hadir dan semua sahabat juang Eramas (Edy-Musa), akan berjuang dan siap memenangkan Eramas", sebut Heman