TEMPO.CO, Jakarta - Pemilih Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Keadilan Sejahtera di Jawa Timur lebih banyak mendukung pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak ketimbang pasangan yang didukung dua partai itu, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, dalam pilgub Jatim 2018. Hal itu terlihat dari hasil survei Charta Politika Indonesia yang dirilis Rabu kemarin.
"Peralihan pemilih Partai Gerindra dan PKS justru memberikan dukungan ke pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya di Hotel Atlet Century, Rabu, 21 Maret 2018.
Baca juga: Survei Poltracking: Khofifah-Emil Unggul di Pemilih Islam
Yunarto mengatakan sebanyak 50 persen dari pemilih Gerindra mendukung Khofifah-Emil, 34,1 persen mendukung Saifullah-Puti, dan sisanya memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Adapun untuk pemilih PKS, sebanyak 55,6 persen tercatat mendukung Khofifah-Emil, 33,3 persen mendukung Saifullah-Puti, dan sisanya memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Pasangan Gus Ipul-Puti Guntur didukung koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Gerindra, dan PKS. Sedangkan pasangan Khofifah-Emil didukung Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Golongan Karya, Partai Amanat Nasional, dan Partai NasDem.
Melihat hasil survei itu, Wakil Sekretaris Jenderal Golkar Sarmuji menuturkan hal tersebut adalah peluang yang menarik untuk dicermati. Golkar adalah pendukung pasangan Khofifah-Emil Dardak.
"Pendukung Gus Ipul tidak konsisten mendukung dalam pilkada sekarang ini. Orang yang milih Gerindra dan PKS lebih besar pilihannya ke Khofifah," ujarnya. "Ini menarik bagi kami untuk kami garap."
Baca juga: Pilkada 2018, Khofifah: Setiap Anak Berhak Memilik Akta Kelahiran
Selain memaksimalkan peluang peralihan suara untuk Khofifah-Emil, Sarmuji menuturkan strategi partainya adalah menjaga pemilih-pemilih yang masih loyal.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Dwi Hartono yakin partai-partai rekanannya itu masih bisa menggiring suara-suara pemilihnya untuk bisa mendukung calon yang diusungnya. "Saya yakin mereka (Gerindra dan PKS) belum optimal. Kami menyadari, memang perlu kerja keras."