TEMPO.CO, Semarang - Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Abdul Wachid mengungkap kerja Sudirman Said saat melakukan 'bersih-bersih' di beberapa intansi yang pernah dijabatnya sebelum maju di pilkada Jawa Tengah. Menurut ketua tim pemenangan Sudirman-Ida itu, hal tersebut menjadi bekal pasangan Sudirman-Ida Fauziyah dalam mengejar ketertinggalan Jateng.
"Kami percaya cara Sudirman memberantas mafia dan koruptor akan menjadi modal untuk menjalankan roda pemerintahan di Jateng," kata Wachid di acara ulang tahun Partai Gerindra ke-10 di DPD Partai Gerindra Jateng Jalan Kanguru Raya, Semarang, Selasa, 6 Februari 2018.
Baca juga: Simulasi Pengamanan Pilkada Serentak 2018 Digelar di Pontianak
Dia menyebut sejumlah kasus yang sempat mencuat, yakni kasus papa minta saham dan Petral. "Pertal yang merugikan negara dia bubarkan, dan lainnya," ujar Wachid.
Wachid mengatakan, Sudirman juga sudah mengungkap persoalan kartu tani (KT) di Jateng yang bermasalah. Selain tidak pro petani, kartu kerjasama perbankan tersebut juga tidak optimal, terutama soal akses yang dianggap masih harus diperbaiki.
Wachid juga membeberkan, Sudirman menyentuh kalangan kelas petani dan buruh dengan slogan 'gubernure wong miskin'. Namun ia menolak jika hanya dipilih 12 persen saja warga miskin Jateng dengan slogan tersebut.
"Itu artinya sangat mendalam ya. Gubernur yang menyentuh warga paling bawah untuk dirangkul bangkit dari kemiskinan. Sesuai tema, kami rebut kembali Jawa Tengah," ujar Wachid.
Meski lawan dalam pilgub Jawa Tengah adalah inkumben Ganjar Pranowo, ia tetap merasa diuntungkan dengan kondisi pilgub Jateng dengan rival yang berhadapan langsung, alias head to head.
Baca juga: Kasus Dugaan Mahar Politik Pilkada Palangkaraya Dihentikan
Keuntungan pertama, kata dia, masyarakat akan tahu siapa calon yang bekompeten, membawa perubahan, serta berpengalaman di tingkat yang lebih tinggi.
"Inkumben sekarang ini, kinerjanya masih banyak yang berlubang. Hanya mengedepankan pencitraan, kurang riil kerjanya di Jateng," kata Wachid.
Wachid senang suasana politik terus menghangat sebagai bukti masyarakat menginginkan perubahan. Namun ia menegaskan tidak akan menggunakan cara-cara licik seperti politik uang, kampanye negatif dan hitam, serta hal lainnya yang akan merugikan Sudirman-Ida.