TEMPO.CO, Pontianak - Asisten Operasi Kapolri, Irjen Mochamad Irawan menyatakan, simulasi pengamanan pilkada serentak 2018 dipusatkan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
"Dipilihnya Kalbar dalam melakukan simulasi tersebut, sekaligus untuk memetakan kerawanan konflik pada penyelenggaraan pilkada serentak 2018, baik di Kalbar maupun daerah lainnya di Indonesia," kata Irawan seusai menghadiri simulasi pengamanan pilkada serentak 2018 di Pontianak, Selasa, 6 Februari 2018.
Baca juga: Ada Cagub dari TNI, KSAD Pastikan TNI Netral di Pilkada 2018
Dia mengatakan setelah dilakukan simulasi sistem pengamanan di Kalbar, maka juga akan diikuti oleh daerah lainnya yang akan melaksanakan pilkada serentak 2018.
Simulasi juga dilakukan untuk melihat sinergitas antara TNI dan Polri. Alasan dilibatkannya TNI dalam pengamanan pilkada, kata Iriawan, karena tidak ada pasukan lainnya yang bisa diperbantukan, apalagi ada 171 daerah yang melakukan pilkada serentak 2018.
Baca juga: Empat Provinsi Rawan Gunakan Isu SARA dalam Pilkada 2018
Berbeda dengan pilkada di Jakarta sebelumnya, dimana Polri melibatkan Brimob dari seluruh Indonesia untuk mengamankan penyelenggaraan pilkada tersebut. "Karena itulah, kami meminta bantuan kepada TNI dan instansi terkait lainnya dalam pengamanan pilkada serentak mendatang," katanya.
Irawan menambahkan, ada sekitar 300 ribu personel Polri dan TNI yang akan dilibatkan dalam pengamanan pilkada serentak 2018, yang terdiri dari 191 ribu personel Polri, dan 110 ribu personel TNI. Dia optimistis dengan persiapan yang matang, penyelenggaraan pilkada serentak 2018 berjalan aman, tertib dan lancar.