TEMPO.CO, Cirebon – Ketua Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Kota Cirebon Karso memenuhi undangan Panitia Pengawas Pemilu setempat untuk dimintai keterangan terkait dengan dugaan mahar politik seperti yang dituduhkan bakal calon wali kota, Siswandi, Selasa, 16 Januari 2018.
Siwandi menuding ada kader PKS berinisial A yang meminta mahar politik beberapa jam sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah. Namun, karena Siswandi tidak mau mengabulkan permintaan itu, akhirnya dia batal mendapat rekomendasi.
Baca: Panwaslu Kota Cirebon Usut Dugaan Mahar Politik oleh PKS
Setelah menjalani pemeriksaan sekitar 30 menit, Karso membantah tuduhan Siswandi. Menurut dia, rekomendasi PKS untuk pasangan Siswandi-Euis Fety Fatayati tidak turun karena partai kurang mengenal terhadap sosok Euis. “Sosok Euis muncul secara tiba-tiba,” ujar Karso.
Menurut dia, sampai 5 Januari 2018, PKS Kota Cirebon sepakat merekomendasikan Siswandi-Karso sebagai pasangan yang diusung oleh koalisi Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan PKS. Namun pada 6 Januari 2018, kata Karso, tiba-tiba keluar nama pasangan Siswandi-Euis Fety Fatayati dari PAN dan Gerindra. Keluarnya nama tersebut membuat PKS terkejut.
Simak: Bawaslu Telusuri Dugaan Mahar Politik di Pilkada
PKS, kata Karso, menanyakan siapa Euis. Karena tidak mengenal sosok Euis serta tidak mengetahui visi dan misinya, akhirnya PKS memutuskan untuk tidak memberikan rekomendasi. “Kami tidak ingin membeli kucing dalam karung,” ujar Karso.
Ihwal permintaan mahar seperti yang ditudingkan Siswandi, Karso mengaku tidak tahu-menahu. Menurut Karso, PKS, Gerindra, dan PAN berfokus mempersiapkan pendaftaran calon ke KPUD walaupun akhirnya Dewan Pengurus Pusat PKS tidak memberikan rekomendasi. "Prosesnya (minta mahar) saya tidak tahu," kata dia.
Lihat: Mahar Politik Pilkada, Habis La Nyalla dan Siswadi Siapa Lagi?
Ketua Panwaslu Kota Cirebon Susilo Waluyo menyambut baik sikap Karso yang memenuhi undangan Panwaslu. Menurut dia, Panwaslu mengajukan 24 pertanyaan kepada Karso. Saat seorang komisioner Panwaslu menanyakan inisial A yang diungkapkan Siswandi sebagai orang yang meminta mahar, Karso mengaku tidak kenal. “Tidak bisa dipastikan apakah A itu kader PKS atau bukan,” kata Susilo.
IVANSYAH