Nama Jokowi dan Prabowo Disebut di Kampanye Calon Bupati Lumajang

Senin, 23 April 2018 07:25 WIB

Sigi Sebut Prabowo Pesaing Terkuat Jokowi

TEMPO.CO, LUMAJANG - Nama Jokowi dan Prabowo disebut-sebut dalam kampanye pasangan calon bupati dan wakil bupati Lumajang yang diusung PDIP, PAN dan Hanura, Minggu, 22 April 2018. Nama dua tokoh itu disebut terkait dengan kapasitas calon yang bisa menjanjikan proyek tol saat berkampanye.

Nama Jokowi dan Prabowo disebut oleh Ketua DPC PDIP Kabupaten Lumajang, Agus Wicaksono dalam orasi pembuka kampanya di Lapangan GOR Wirabakti Lumajang. Berawal ketika Agus menyentil janji politik yang dilontarkan pasangan calon lain terkait pembangunan jalan tol. Agus mengatakan janji politik pembangunan jalan tol itu bukan kapasitas pasangan calon bupati dan wakil bupati. "Calon gubernur saja tidak punya kapasitas apalagi calon bupati," kata Agus tanpa menyebutkan siapa pasangan calon yang menjanjikan proyek tol tersebut.

BACA: PDIP Kampanyekan Jokowi Dua Periode di Pilkada Lumajang

Yang memiliki kapasitas untuk menyatakan janji politil proyek tol itu hanyalah Jokowi dan Prabowo. "Juga Pak Zulkifli Hasan yang juga akan nyapres," kata Agus. Sejumlah politisi PDIP seperti Wakil Sekjen PDIP, Ahmad Basarah, Arif Wibowo tampak terperangah sejenak saat Agus ikut menyebutkan nams Prabowo setelah nama Jokowi. Namun, sejenak kemudian keduanya terlihat tertawa.

Sementara itu, Ahmad Basarah dalam orasinya mengatakan bahwa dirinya bersama dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan sedang merancang haluan negara. "Saya dan Pak Zulkifli Hasan juga tengah memikirkan, bangsa Indonesia hari ini tidak mempunyai GBHN. Kita punya dasar negara Pancasila, juga kita punya semboyan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika, kita juga punya bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia, tetapi bangsa Indonesia hari ini tidak punya haluan negara," kata Basarah.

Advertising
Advertising

Ibarat kapal di tengah laut, kata Basarah, Indonesia tidak jelas kemana arah kompas nya. "Maka hari ini saya bersama Pak Zulkifli di pimpinan MPR tengah memikirkan agar bangsa Indonesia kembali memiliki haluan negara, kalau kita tidak memiliki haluan negara seakan-akan bangsa Indonesia berjalan tanpa arah," ujarnya.

Artinya, setiap ganti presiden ganti kebijakan, ganti gubernur ganti kebijakan, ganti bupati ganti kebijakan. "Maka tidak ada kepastian pembangunan bangsa Indonesia, sehingga oleh karena itu kita menyiasati bagaimana pembangunan nasional, pembangunan daerah di propinsi dan pembangunan di tingkat kota dan kabupaten berjalan penuh kesinambungan," ujarnya.

BACA: Kampanye Pilkada, Zulkifli Hasan Malah Diajak Dukung Jokowi

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

4 jam lalu

Respons Politikus PDIP soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club

Politikus Senior PDIP, Andreas Hugo Pareira, merespons soal keinginan Prabowo Subianto yang membentuk presidential club atau klub kepresidenan.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

5 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

5 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

6 jam lalu

Gagasan Presidential Club Prabowo Disebut Bisa Cegah Tumbuhnya Brutus di Sekeliling Presiden

Partai Demokrat menyoroti mimpi SBY setahun lalu yang serupa dengan keinginan Prabowo membuat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

7 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

9 jam lalu

NasDem dan PKB Dukung Prabowo, Zulhas: Biasa Saja, Masyarakat Jangan Baper

Zulhas menganggap dukungan dari NasDem dan PKB ke Prabowo sebagai sesuatu yang biasa saja. Ia mengimbau masyarakat tak baper.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

10 jam lalu

Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi

Politikus Demokrat anggap gagasan Prabowo Subianto yang ingin membentuk Presidential Club sebagai politik tingkat tinggi.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

10 jam lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

11 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

12 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya