Isu SARA Dianggap Masih Jadi Primadona di Pilkada 2018

Reporter

M Rosseno Aji

Editor

Amirullah

Minggu, 25 Maret 2018 17:57 WIB

Simpatisan Gerakan Pemuda Islam Indonesia menggelar aksi deklarasi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 Damai di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, 25 Maret 2018. Aksi yang diisi dengan penggalanan tanda tangan dari masyarakat tersebut bertujuan untuk mendukung Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 yang damai dengan menolak segala kampanye hitam, ujaran kebencian, informasi "hoax". ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator peneliti Imparsial Ardi Manto Adiputra menilai penggunaan isu suku, ras dan agama dalam Pilkada 2018 masih akan marak terjadi.

"Sangat besar peluangnya. Terutama di media sosial," kata dia di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Jakarta, Ahad, 25 Maret 2018.

Baca juga: Enam Model Kampanye Hitam Diprediksi Terjadi di Pilkada 2018

Ardi menuturkan penggunaan isu SARA dalam pilkada memang buruk untuk demokrasi. Namun, ia tak bisa memungkiri bahwa model politik kebencian seperti itu sangat efektif untuk memenangkan seorang calon. "Ini dilakukan terus menerus karena memang terbukti berhasil," kata dia.

Menurut Ardi penggunaan isu SARA dalam kampanye juga terbukti murah dan efisien. Dengan bujet kecil, kata dia, pelaku tinggal menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian di media sosial. "Lebih murah dari politik uang," kata dia.

Advertising
Advertising

Ardi menuturkan aturan pelarangan penggunaan isu SARA dalam kampanye sulit diterapkan. Sebab, pelaku kampanye biasanya dilakukan pihak ketiga yang sulit dibuktikan keterkaitannya dengan pasangan calon. Inilah yang menjadi penyebab penggunaan isu SARA masih akan jadi primadona di Pilkada 2018.

Baca juga: Kejaksaan Tinggi Sumut Tunggu Berkas Perkara Tersangka JR Saragih

Ardi meminta Komisi Pemilihan Umum lebih gencar melakukan sosialisasi soal bahaya penggunaan politik SARA. Selain itu, dia berharap partai politik tak menggunakan isu ini demi kepentingan politik sesaat.

"Saya harap masyarakat juga harus mampu membedakan sebuah informasi yang bermuatan politik dan yang tidak," kata dia.

Berita terkait

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

30 Juni 2023

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

Sebagai faktor mendulang suara, Alat Peraga Kampanye tidak jarang digunakan parpol atau pendukung kubu tertentu melebihi batas.

Baca Selengkapnya

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

20 November 2020

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

Pengamat memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 akan berbeda.

Baca Selengkapnya

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

14 Juli 2018

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

Khofifah menggandeng TNP2K.

Baca Selengkapnya

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

13 Juli 2018

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

Sebanyak 39 dari 62 permohonan gugatan pilkada 2018 yang diterima MK adalah perkara pemilihan bupati.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

13 Juli 2018

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

Bawaslu mengatakan selisih paling tipis terjadi di Kota Tegal.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

13 Juli 2018

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

Bawaslu mencatat partisipasi dalam pemilihan gubernur di 17 provinsi hanya 69 persen.

Baca Selengkapnya

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

13 Juli 2018

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

Jumlah gugatan sengketa Pilkada serentak 2018 bisa terus bergerak.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

Dari hasil evaluasi pilkada 2018, Bawaslu menilai KPU perlu menggiatkan lagi sosialisasi agar pada pelaksanaan pileg dan pilpres 2019.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Bawaslu Tangani 3.133 Laporan Pelanggaran

Bawaslu mencatat dugaan pelanggaran tertinggi ditemukan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan jumlah lebih dari 500 laporan.

Baca Selengkapnya