Sudrajat, Optimisme Jenderal Lulusan Harvard di Pilkada 2018

Reporter

Kukuh S. Wibowo

Editor

Amirullah

Kamis, 1 Maret 2018 08:07 WIB

Calon gubernur-wagub Jawa Barat Sudrajat dan Ahmad Syaikhu. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Mayor Jenderal Sudrajat menduduki posisi Kepala Pusat Penerangan Tentara Nasional Indonesia pada 1999, setahun setelah tumbangnya rezim diktator Orde Baru yang disokong militer. Suasana euforia masih berlangsung ketika itu dan TNI salah satu institusi yang paling banyak menjadi sasaran kritik. Setelah tiga dekade berada dalam bayang-bayang otoritarianisme, demokrasi perlahan berupaya menemukan bentuknya di masa-masa transisi tersebut.

Dan Sudrajat harus menampilkan wajah tentara yang berubah, dari yang antikritik dan cenderung kaku menjadi ramah dan terbuka. Peran itu relatif sukses dijalankan oleh lulusan Akademi Militer pada 1971 itu. Ia tangkas menjawab isu-isu tajam yang gaungnya hingga ke dunia internasional, antara lain kasus Timor Timur, kasus pelanggaran hak asasi manusia, kasus separatisme di Aceh dan Papua, hingga desakan agar tentara kembali ke barak dan lain-lain.

Baca juga: Deddy Mizwar: Dari Jenderal, Capres, hingga Cagub Jawa Barat

Setelah Abdurrahman Wahid terpilih sebagai presiden, Sudrajat digeser sebagai staf ahli Panglima TNI pada awal 2000. Setahun kemudian ia menjabat Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan hingga pensiun. Karier Sudrajat beralih di ranah sipil. Ia, antara lain, menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Cina dan Mongolia (2005-2009).

Pria kelahiran 4 Februari 1949 itu juga tercatat merintis bisnis transportasi pesawat Susi Air bersama Susi Pudjiastuti. Sudrajat naik menjadi Chief Executive Officer maskapai tersebut setelah Susi mengundurkan diri karena ingin fokus sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja.

Advertising
Advertising

Di dunia politik, Sudrajat pernah menduduki ketua organisasi kemasyarakatan Nasional Demokrat (NasDem) Jawa Barat. Sudrajat mundur setelah NasDem menjadi partai politik pada 2011. Namanya sempat sekejap muncul saat mendukung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilu 2014. Di 2018, dia maju menjadi calon gubernur Jawa Barat, berpasangan dengan Ahmad Syaikhu. Pasangan ini didukung Gerindra, PKS, dan PAN.

Baca juga: Uu Ruzhanul Ulum, Kombinasi Riil Kota-Desa di Pilkada 2018 Jabar

Pilihan koalisi Gerindra yang memiliki 11 kursi di DPRD Jawa Barat, PKS (12 kursi) dan PAN (4 kursi) yang menduetkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu cukup mengejutkan. Sebab, Sudrajat jarang disebut bakal maju sebagai calon gubernur. Apalagi elektabilitas jenderal yang pernah mengenyam pendidikan Master in Public Administration di Harvard University Amerika pada 1993 itu tertinggal oleh Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto membantah penunjukan Sudrajat tiba-tiba. Menurut kolega Sudrajat di tentara itu, Gerindra sudah melalui proses panjang dalam menyeleksi calon gubernur, termasuk minta pendapat ulama, pengusaha, dan tokoh masyarakat. Menurut Prabowo, Sudrajat akhirnya dipilih karena memenuhi syarat. Prabowo juga menyebut Sudrajat sebagai jenderal yang cerdas lantaran pernah kuliah di Harvard.

"Saya tidak ingin mengambil keputusan hanya mengikuti selera sendiri," kata Prabowo saat mengumumkan Sudrajat-Syaikhu sebagai pasangan calon di rumahnya, kawasan Bojong Koneng, Bogor, Sabtu, 9 Desember 2017.

Baca juga: TB Hasanuddin: Mantan Ajudan Presiden Jadi Cagub Jawa Barat

Namun langkah Sudrajat menggapai kursi Jabar-1 tak mudah. Setidaknya dalam sisa waktu menuju pemungutan suara diperlukan kerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya. Sebab, berdasarkan hasil survei pra-pilkada Cyrus Network yang dipublikasikan pada 5 Februari 2018, elektabilitas pasangan dengan nomor urut 3 itu masih 5 persen.

Meski demikian Sudrajat tetap optimistis. Kendati elektabilitas dan popularitasnya tertinggal oleh calon lain, namun dia berharap masyarakat memilih pemimpin berdasarkan kualitas. Sudrajat berujar demokrasi Indonesia akan makin berkualitas jika masyarakatnya memilih pemimpin dari segi kualitas, bukan dari popularitas. "Mudah-mudahan saya bisa membaktikan diri saya kepada Jawa Barat," ucap bapak dua putera ini.

Berita terkait

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

11 Januari 2024

Alasan Ganjar Kampanye di Brebes dan Tegal: Pernah Kalah di Pilkada 2018

Ganjar mengatakan agenda kampanye di Brebes, Tegal, dan Kebumen karena pernah kalah di wilayah tersebut pada Pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

30 Juni 2023

Kilas Balik 4 Pelanggaran Alat Peraga Kampanye yang Pernah Terjadi Sebelum Pemilu 2024

Sebagai faktor mendulang suara, Alat Peraga Kampanye tidak jarang digunakan parpol atau pendukung kubu tertentu melebihi batas.

Baca Selengkapnya

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

20 November 2020

Target Pemilih 77,5 Persen di Pilkada 2020 Dinilai Terlalu Tinggi

Pengamat memperkirakan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 akan berbeda.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Dilantik Jadi Gubernur Jawa Barat Besok

4 September 2018

Ridwan Kamil Dilantik Jadi Gubernur Jawa Barat Besok

Ridwan Kamil bakal dilantik berbarengan dengan kepala daerah dari delapan provinsi lainnya.

Baca Selengkapnya

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

14 Juli 2018

Khofifah Fokus Tuntaskan Kemiskinan di 10 Kabupaten Jawa Timur

Khofifah menggandeng TNP2K.

Baca Selengkapnya

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

13 Juli 2018

MK Terima 62 Permohonan Gugatan Sengketa Pilkada 2018

Sebanyak 39 dari 62 permohonan gugatan pilkada 2018 yang diterima MK adalah perkara pemilihan bupati.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

13 Juli 2018

Bawaslu: Hasil Pilkada 2018 di 13 Daerah Rawan Digugat

Bawaslu mengatakan selisih paling tipis terjadi di Kota Tegal.

Baca Selengkapnya

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

13 Juli 2018

Bawaslu: 5,9 Juta Formulir C6 di Pilkada 2018 Tak Didistribusikan

Bawaslu mencatat partisipasi dalam pemilihan gubernur di 17 provinsi hanya 69 persen.

Baca Selengkapnya

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

13 Juli 2018

Tiga Calon Gubernur Gugat Hasil Pilkada Serentak 2018

Jumlah gugatan sengketa Pilkada serentak 2018 bisa terus bergerak.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

13 Juli 2018

Pilkada 2018, Partisipasi Pemilih di Papua Paling Tinggi

Dari hasil evaluasi pilkada 2018, Bawaslu menilai KPU perlu menggiatkan lagi sosialisasi agar pada pelaksanaan pileg dan pilpres 2019.

Baca Selengkapnya