TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Rela-NU DKI Jakarta Ita Rahmawati mengklarifikasi bentrokan antara Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama dengan Front Pembela Islam di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat, Senin sampai Selasa dini hari.
Menurut Ita, saat itu, rumah ibunya, Hisbiyah, didatangi relawan Advokat Cinta Tanah Air (Acta) dan menuduhnya membagi-bagi sembako untuk kemenangan calon Gubernur dan wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Baca: Tolak Diinvestigasi, Banser NU dan Preman Bentrok dengan FPI
"Mereka mengatakan bahwa ada aduan warga, saya membagi-bagi sembako. Padahal isi plastik yang dimaksud mereka adalah dua nasi kotak," kata Ita melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 18 April 2017.
Acta, kata Ita, sempat membawa seorang ibu sebagai saksi. Namun, ibu tersebut membantah mengenal relawan Acta dan mengaku tak tahu apa-apa. Mengenai rombongan ibu-ibu yang datang menggunakan angkot, Ita menjelaskan, bahwa mereka memang pulang dari pengajian di salah satu masjid di Jalan Talang dan berniat mampir ke rumah ibunya.
"Di dalam angkot, mereka diintimidasi oleh orang berseragan kaus hitam, bahkan mereka menggebrak angkot dan mengancam akan membakarnya sambil memaki ibu-ibu itu," ujar Ita. Melihat peristiwa itu, Ita mengajak tim Acta ke kantor polisi untuk menyelesaikan masalah ini. Tapi, setelah ditunggu selama satu jam, pihak Acta tidak datang.
"Di polres kebetulan kami bertemu dengan bapak Edi Prasetio (ketua DPRD). Beliau mengawal kami pulang dengan Banser. Namun, di perjalanan diprovokasi sehingga terjadi keributan," kata Ita.
Baca juga: Pilkada Dinodai Politik Sembako, Ini Kesaksian Bos Beras Cipinang
Ita menambahkan, kedatangan anggota Banser bertujuan untuk mengamankan rumah ibunya itu, karena Hisbiyah adalah ketua Muslimat NU DKI Jakarta. "Sehingga Banser merasa terpanggil untuk mengamankan rumah orang tua mereka," kata Ita.
INE KLARA SAFITRI