TEMPO.CO, Jakarta -Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak ambil pusing dengan tingkat elektabilitas dia menjelang putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Padahal hasil survei menunjukan elektabilitasnya berada di bawah pasangan Anies Baswedan - Sandiaga Uno. “Yang penting jadi pejabat itu bukan jadinya, yang paling penting legacynya,” kata Ahok usai meninjau lokasi banjir di Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 5 April 2017.
Ahok mengatakan, tidak masalah dirinya tidak terpilih pada 19 April nanti. Saat ini dia memilih fokus untuk menyelesaikan tugas gubernur hingga Oktober 2017. Salah satunya dengan menuntaskan sistem kesehatan yang lebih baik. “Misal Tuhan gak izinkan saya jadi gubernur, saya masih (menjabat gubernur) sampai Oktober, berarti pekerjaan kesehatan mau saya beresin supaya sistemnya sudah ada,” katanya.
Baca: Alasan Ahok Gencar Blusukan Jenguk Warga DKI yang Sakit
Pernyataan itu disampaikan Ahok saat mengunjungi Suhadi Mulyana, 70 tahun, warga Cipete, Jakarta Selatan. Suhadi sudah lima tahun menderita stroke. “Kita lagi cek program 'Ketuk Pintu Layani dengan Hati'," katanya.
Program itu untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk Jakarta. Teknisnya, pemerintah akan memetakan wilayah rawan penyakit. Dengan pemetaan itu pemerintah bisa cepat tanggap memberikan pelayanan kesehatan, terutama kepada penderita sakit berat. Pemerintah berencana membeli ambulans dengan perlengkapan medis yang memadai. “Ambulans yang seperti ruang ICCU. Sudah komplit. Jadi masuk ke mobil langsung penanganan,” kata Ahok.
BENEDICTA ALVINTA