TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz mengatakan lebih mudah menggaet orang yang tidak mau memilih atau masuk golongan putih (golput) pada putaran pertama ketimbang pendukung calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dalam pemilihan kepala daerah DKI putaran kedua.
“Pendukung pasangan calon nomor urut satu (Agus-Sylvi) kalau diarahkan ke pasangan calon nomor dua (Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat) dan nomor tiga (Anies Baswedan-Sandiaga Uno) itu berat, karena sejak awal pilihan mereka memang pilih nomor satu,” ucap Masykurudin dalam diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 27 Februari 2017.
Baca: Pilkada DKI, KPU Susun Aturan Tambah Pemilih Pemula
Dalam pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 15 Februari lalu, Agus-Sylvi memperoleh 17,06 persen suara, Ahok-Djarot 42,99 persen suara, dan Anies-Sandi 39,95 persen suara.
Kalahnya pasangan Agus-Sylvi membuat peserta pilkada putaran kedua menyisakan dua pasang calon, yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandi, yang akan berlaga pada 19 April 2017.
Menurut Masykurudin, jumlah warga yang memilih masuk golput jauh lebih besar daripada pemilih Agus-Sylvi. “(Golput) sebanyak 24,3 persen atau setara dengan 1,7 juta pemilih, dua kali lipat perolehan suara pasangan urut nomor satu yang berjumlah 930 ribu,” ujar Masykurudin.
“Jauh lebih mudah kalau mendekatkan diri kepada kelompok golput daripada berebut suara pendukung paslon nomor satu,” tutur Masykurudin.
Baca juga: Pilkada DKI, KPU Susun Aturan Tambah Pemilih Pemula
Persoalannya, kata Masykurudin, saat ini partai politik pendukung Agus-Sylvi belum jelas arahnya, apakah bergabung ke Anies-Sandi atau Ahok-Djarot. “Memang perlu usaha yang sangat besar, apalagi saat ini parpol belum jelas mau ke mana, bahkan ada kecenderungan untuk netral,” ucap Masykurudin.
ZARA AMELIA | ALI ANWAR