TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesan berantai tentang pasangan nomor 2 dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta, menyebar di kalangan wartawan. Isinya, Basuki Tjahaja Purnama terlibat pertengkaran dengan Djarot Saiful Hidayat. Perselisihan itu dipicu perbedaan pendapat tentang dana kampanye.
Baca: Tekad Satu Putaran, Ahok-Djarot Bentuk Tim Pengawal Pilkada
Masih menurut pesan berantai tersebut, Ahok—sapaan Basuki—dikabarkan terpancing emosi karena Djarot mengatasnamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta dana kampanye dari rumah ke rumah. Padahal PDIP tidak pernah memerintahkan Djarot untuk menarik sumbangan itu. Hal ini yang membuat Ahok marah kepada Djarot.
Dalam pesan berantai itu disebutkan lagi kalau Ahok menyerang Djarot dengan gelas dan tempat tisu. Bahkan dia sempat melayangkan pukulan. Akibat pukulan itu Djarot pingsan lalu dirawat di Rumah Sakit Mayapada.
Sampai berita ini ditulis, belum ada satu pihak pun yang menyatakan bertanggung jawab atas tulisan itu. Dalam pesan berantai itu juga tidak disebutkan sumber dan siapa pengirim berita.
Koordinator tim pemenangan Ahok-Djarot, Merry Hotma, hanya tertawa ketika diminta konfirmasi ihwal pesan berantai tadi. "Pesan itu juga saya dapat, itu hoax," kata Merry Hotma kepada Tempo di Rumah Borobudur pada Rabu, 25 Januari 2017.
Baca: Elektabilitas Ahok-Djarot Naik, Indikator: Tapi Belum Nyaman
Merry menegaskan, pasangan Ahok-Djarot tidak pernah terlibat pertengkaran. Karena itu, dia memastikan pesan berantai yang beredar itu adalah berita bohong. "Pasangan nomor 2 harmonis. Informasi itu sangat diragukan, itu namanya hoax, itu enggak benar," ujar Merry. Dia juga mengimbau agar masyarakat tak terpengaruh dengan informasi semacam itu.
AVIT HIDAYAT