TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik merilis hasil temuannya terkait elektabilitas para pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat berada di urutan teratas dengan 38,2 persen.
Adapun elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di posisi kedua dengan 23,8 persen. Dan di posisi buncit adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 23,6 persen. “Angka tersebut didapat dari hasil simulasi terhadap tiga pasangan calon,” kata Direktur Eksekutif Indikator Polituk Indonesia Burhanudin Muhtadi di kantor Indikator Politik, Jakarta, Rabu, 25 Januari 2017.
Baca: Elektabilitas Ahok Merangkak Naik, Ini Penyebabnya
Menurut Burhanudin, saat ini terjadi peningkatan dukungan yang konsisten pada pasangan Ahok-Djarot. Secara spontan, kata Burhanudin, dukungan terhadap Ahok meningkat sekitar 4,3 persen menjadi 29,8 persen. Sementara dukungan terhadap Agus cenderung stagnan di kisaran 20-21 persen. Begitu juga dengan Anies yang berada di kisaran 16-18 persen.
Meski pasangan Ahok-Djarot di posisi pertama, Burhanudin memberikan peringatan. “Kalau melihat per hari ini, most likely suara Ahok cukup aman untuk putaran kedua. Tapi belum cukup nyaman untuk menang satu putaran,” kata Burhanudin.
Burhanudin mengatakan, populasi survei adalah warga Jakarta yang memiliki hak pilih, yakni berusai 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah sampel yang diwawancarai sebanyak 808 orang yang dipilih dengan metode stratified multistage random sampling. “Data yang dianalisis hanya responden asli sebanyak 697 (86,3 persen) dengan toleransi kesalahan sebesar 3,8 persen,” ujar Burhanudin.
Selain itu, menurut Burhanudin, faktor yang mempengaruhi elektabilitas dalam survei ini diantaranya model sosiologis, psikologis, rational choice dan kualitas calon. Inti dari model sosiologis adalah kesamaan karakteristik. seperti agama, etnik, usia, gender, pendidikan, dan pendapatan.
Baca juga: Survei LSI Denny J.A.: Ahok Dinilai Tak Mampu Jaga Keberagaman
Sementara dalam psikologis, ukurannya adalah kedekatan dengan partai pengusung kandidat. Adapun model pilihan rasional, ukurannya adalah apakah calon dianggap punya program atau isu-isu teknokratik dalam menjelaskan elektabilitas calon.
FRISKI RIANA