TEMPO.CO, Jakarta - Lingkaran Survei Indonesia merilis tingkat elektabilitas pasangan calon inkumben, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, setelah Basuki ditetapkan sebagai tersangka. Hasilnya, elektabilitas pasangan dengan nomor urut dua itu terjungkal hingga posisi terbawah.
"Turun tajam menjadi 10,6 persen sekarang," ujar peneliti dari LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat, 18 November 2016.
Elektabilitas Ahok mengalami penurunan 14 persen. Sebelumnya, survei LSI mencatat elektabilitas Ahok sebelum menjadi tersangka sebesar 24,6 persen.
Baca:
Jadi Tersangka, Ahok Tak Takut Elektabilitasnya Turun
Tiga Lagu Ini Disiapkan untuk Kampanye Anies-Sandi
Ardian menyebut penurunan ini terjadi karena efek dari kasus Al-Maidah ayat 51. Sebanyak 73,2 persen responden memandang Ahok bersalah dalam kasus Al-Maidah. Selain itu, tingkat kesukaan Ahok kerap turun. Saat ini tingkat kesukaan terhadap Ahok tinggal 48,30 persen. Sedangkan pada survei sebelumnya, Oktober dan Juli, adalah 58 persen dan 68,9 persen.
Namun Ardian mengatakan elektabilitas Ahok masih bisa terdongkrak apabila Ahok melakukan beberapa hal. Salah satunya dengan bermain play victim. "Menjadikan Ahok korban seolah tak salah walau tersangka. Ini bisa membalikkan situasi karena masyarakat menjadi simpati," katanya.
Selain itu, Ahok harus mampu merebut kembali hati mayoritas pemilih muslim. "Itu bisa dilakukan dengan menunjukkan perilaku Ahok yang baik dan sopan," tuturnya.
Ditetapkannya Ahok sebagai tersangka juga turut mempengaruhi elektabilitas dua calon pasangan lain. Elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni justru mengalami peningkatan.
Berdasarkan survei LSI, elektabilitas pasangan Anies-Sandi naik dari 20 persen (sebelum Ahok tersangka) menjadi 31,9 persen (setelah Ahok tersangka). Sedangkan pasangan Agus-Sylvi dari 20,9 persen naik menjadi 30,9 persen. Dengan data ini, elektabilitas pasangan Ahok-Djarot berada pada urutan ketiga.
DENIS RIANTIZA | DEVY ERNIS