Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Makna Hari Pahlawan dan Jihad Menurut Djarot

image-gnews
Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat blusukan ke rumah warga Kampung Kalisari RT 011 RW 03, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu, 2 November 2016. TEMPO/Lani Diana
Wakil Gubernur DKI Jakarta nonaktif Djarot Saiful Hidayat blusukan ke rumah warga Kampung Kalisari RT 011 RW 03, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu, 2 November 2016. TEMPO/Lani Diana
Iklan

TEMPO.CO, Malang - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat memperingati hari Pahlawan dengan berziarah ke sejumlah makam pahlawan nasional.  "Sekarang ke Blitar, besok ke Jombang dan Surabaya," kata Djarot di Malang, Kamis 10 November 2016.

Ziarah atau nyekar ke makam pahlawan, kata Djarot, untuk mendoakan para pahlawan pejuang. Diawali dengan berziarah ke makam presiden pertama Sukarno di Blitar Kamis ini, dilanjutkan Jumat 11 November 2016 ke makam pendiri Nahdlatul Ulama Kiai Haji Hasyim Asy'ari di Jombang, dan makam Sutomo atau Bung Tomo di Ngagel Surabaya. Adapun tujuan ziarah itu untuk mengenang para pahlawan. "Jangan lupakan sejarah," ucapnya.

Djarot menuturkan, pertempuran 10 November Surabaya digerakkan oleh Bung Tomo. "Tapi diawali resolusi jihad NU yang digelorakan Kiai Haji Hasyim Asy'ari," katanya. Menurut dia, peran serta Kiai Haji Hasyim Asy'ari penting untuk menggerakkan para santri mengangkat senjata mengusir penjajah.

Baca juga:
Ada Demo Anti-Ahok, Djarot Anggap Pendidikan Politik
Kantor Tempo 'Diobrak-abrik' 17 Kreator Indonesia 

Dia melanjutkan, makna jihad berbeda antara zaman sekarang dengan zaman dulu. "Makna jihad dulu mempertahankan kemerdekaan. Sekarang maknanya jihad melawan korupsi, kebodohan, kemiskinan," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Djarot ke Malang hanya transit sebelum meneruskan perjalanan ke Blitar. Dia bernostalgia dengan menyantap soto Lombok yang menjadi makanan favoritnya selama masa kuliah. Dia mengaku memiliki banyak kenangan dengan Kota Malang.

EKO WIDIANTO

Baca juga:
Kecewa Kongres PSSI, Ribuan Bonek Tutup Jalan di Surabaya
Hari Pahlawan: Kisah Pencarian Nasab Bung Tomo di Sumedang
Hari Pahlawan, Risma: Wartawan Bisa Jadi Pahlawan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 jam lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

11 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

15 hari lalu

Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI

Strategi yang dilakukan ada di peningkatan pelayanan, mempertahankan kualitas produk, dan juga melakukan inovasi


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

19 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

29 hari lalu

Nasi pecel. Cookpad
Ragam Kuliner Nikmat Asli Kota Malang

Apa saja makanan khas Kota Malang yang patut untuk dicoba?


Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

30 hari lalu

Wahana bianglala di Alun-alun Batu Kota Malang pada malam hari, Senin, 15 Juli 2019. TEMPO/Abdi Purmono
Kilas balik Pendirian Kota Malang yang dibentuk Pemerintah Hindia Belanda

Seperti kebanyakan kota di Indonesia, Kota Malang mengalami pertumbuhan dan perkembangan setelah kedatangan pemerintah kolonial Belanda.


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

32 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

27 Februari 2024

Delegasi MAN 2 Kota Malang pada Istambul Youth Summit 2024. Kemenag
Dua Rombongan Siswa Bertolak ke Istanbul dan New York Hari Ini

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Malang, Jawa Timur, akan mengirim 18 siswa mengikuti Istanbul Youth Summit (IYS) 2024.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

14 Februari 2024

Ilustrasi TPS. Dok TEMPO
Tiga TPS di Kota Malang Kekurangan Surat Suara Pilpres 2024

Sejumlah TPS di Kota Malang kekurangan surat suara untuk Pilpres 2024. Proses pemungutan suara pun dihentikan.