TEMPO.CO, Jakarta - Analis politik, Syamsuddin Haris, mengatakan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana, sulit dikalahkan dalam pemilihan kepala daerah tahun ini. "Pasangan calon yang melawan Risma itu bunuh diri," ucapnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 9 Desember 2015.
Syamsuddin menuturkan tidak hanya faktor inkumben yang menjadikan Risma-Whisnu unggul. Faktor disukai publik juga disebut berpengaruh besar dalam proses perolehan suara mereka. Risma-Whisnu masih disukai publik Surabaya. “Risma itu tidak ada saingan," ucap Syamsuddin.
RIUH PILKADA
INVESTIGASI PILKADA: Penerima Hibah Bodong Inkumben
Hitung Cepat LSI, Pasha Ungu Sementara Unggul di Palu
Meski demikian, faktor inkumben tidak bisa dinilai secara umum akan berpengaruh besar pada keunggulan pasangan calon yang bersangkutan. Syamsuddin menilai calon inkumben yang kembali maju dalam pilkada bisa saja menang karena faktor politik uang. "Dalam pilkada, politik uang ada di mana-mana. Hanya besar-kecilnya yang berbeda."
Sama halnya dengan Risma-Whisnu, calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, juga unggul dalam perolehan suara hasil hitung cepat. Syamsuddin menilai Airin masih memiliki daya tarik. "Mungkin masih disukai. Itu orang Tangerang Selatan saja yang bilang," katanya.
Syamsuddin mengaku tidak mengetahui kinerja Airin. Namun ia menduga masyarakat masih menilai pasangan itu berprestasi baik, sehingga mereka tetap unggul. “Mungkin publik melihat ada prestasinya. Tapi, kalau Risma, semua orang sudah tahu, proyek-proyek pemerintah ditenderkan secara terbuka,” ujarnya.
DANANG FIRMANTO
BERITA MENARIK
Papa Minta Saham, Eksklusif, Setya Menangis di Sidang MKD
Lihat, Ada Misteri Lain di Balik Misteri Senyum Mona Lisa!