TEMPO.CO, Kediri - Ketatnya pengawasan yang dilakukan panitia pengawas pilkada membuat tim pemenangan merubah strategi. Jika sebelumnya praktik bagi-bagi uang diberikan sebelum pencoblosan, kini banyak tim yang membagikan usai meninggalkan bilik suara.
Marianto (bukan nama sebenarnya), warga Desa Bendo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri mengatakan praktik bagi-bagi uang yang dilakukan tim pemenangan di kampungnya tak lagi diberikan pada malam atau dini hari menjelang pemilihan. Hal ini untuk menghindari kecurigaan panwas maupun tim lawan yang saling mengawasi dan mencari kelemahan.
Sebagai gantinya, tim pemenangan menunjuk kader, yakni seorang warga desa setempat yang dipercaya memegang uang untuk mendata siapa saja yang memilih calon mereka. Teknisnya, sang kader menginformasikan kepada masyarakat dari mulut ke mulut, bahwa siapapun yang memilih calon tertentu akan mendapat imbalan transport. “Syaratnya dengan menunjukkan jari yang sudah tercelup tinta kepada kader untuk ditukar dengan uang,” kata Marianto kepada Tempo, Selasa 8 Desember 2015.
Meski cara itu tak menghindari praktik penipuan pemilih yang hanya mengaku mencoblos calon yang dimaksud kepada kader, namun biasanya sang kader akan mencocokkan jumlah uang keluar dengan perolehan suara calon. Bagi masyarakat pedesaan, konsisten pada pemberi uang adalah keuntungan tersendiri bagi kandidat.
Marianto sendiri mengaku hingga malam ini belum menerima kunjungan dari tim pemenangan kandidat di rumahnya. Jika demikian, biasanya kabar dari kader akan diterima besok pagi menjelang pencoblosan dimulai. “Kalau diberi uang yang diterima saja,”katanya tertawa.
Ketua Panwas Kabupaten Kediri Muji Harjita telah memerintahkan panwas TPS untuk mengawasi pergerakan politik uang di wilayah masing-masing. Dia merasa terbantu dengan keberadaan panwas TPS ini karena bisa mendeteksi pergerakan kandidat sekecil apapun.
Terakhir panwas TPS ini menangkap seorang perangkat desa yang terpergok membagi uang dan kaos bergambar pasangan nomor urut satu Haryanti – Masykuri di Kecamatan Ngadiluwih. Perbuatan itu terpergok lantaran perangkat tersebut membagikan bingkisan kepada warga yang berprofesi sebagai panwas TPS. “Kami instruksikan kepada seluruh panwas malam ini untuk membuka mata dan telinga memantau potensi politik uang di daerahnya,”kata Muji.
Pilkada Kabupaten Kediri ini diikuti dua pasangan calon, yakni pasangan petahana Haryanti – Masykuri yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Golkar, Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera, dan Hanura. Sedangkan lawannya Ari Purnomo Adi – Arifin Tafsir diusung koalisi Gerindra dan Partai Amanat Nasional.
HARI TRI WASONO