TEMPO.CO, Semarang - Ketua Partai Gerindra Jawa Tengah Abdul Wachid membantah partainya tak menyokong dana kampanye Sudirman Said-Ida Fauziyah dalam Pilgub Jateng 2018. Ini terkait dengan peluncuran program saweranjateng.id dalam menggalang dana masyarakat untuk kampanye Sudirman-Ida.
"Ini tidak minta duit rakyat, namun bentuk kepedulian sosial. Bisa dikatakan bantuan, bukan kami minta maksa, dan itu dibolehkan dalam Pilpres itu juga saweran dibolehkan," ujar Abdul Wachid kepada Tempo, Ahad, 8 April 2018.
Baca: Sudirman Said-Ida Fauziah Luncurkan Saweran Jateng untuk Kampanye
Menurut Wachid, kondisi demikian tak jauh berbeda dengan adanya penyokong dana utama, namun memiliki kendali lebih besar untuk kepentingan tertentu. Jika bantuan datang dari masyarakat, kata dia, maka kepemimpinan yang akan terjadi tidak akan bisa dikendalikan oleh beberapa orang saja. Hal itu juga sudah pernah disuarakan Wakil Gubernur DKI Jakatra, Sandiaga Uno, saat berkampanye untuk Sudirman-Ida di Solo.
"Pak Prabowo (Ketum Gerindra) juga dalam waktu penentuan keputusan nama Sudirman, saat belum ada nama Ida, mengumpulkan 250 tokoh masyarakat dan agama. Pak Prabowo berhitung, kalau di masing-masing daerah masuk Rp 10 juta, bisa Rp 100 juta terkumpul. Itu sangat membantu biaya demokrasi yang sangat mahal," kata Wachid.
Baca: Sudirman Said Sumringah Dapat Sinyalemen Dukungan Muhammadiyah
Dia mengatakan, bantuan partai mengucur kepada pasangan nomor urut 2 Pilgub Jateng tersebut melalui saweran yang diberikan oleh anggota legislatif di semua tingkatan, baik DPRD kabupaten/kota, DPRD Provinsi, hingga DPR RI dengan daerah pemilihan (dapil) Jateng.
"Partai juga ikut membiayai kampanye. Anggota dewan juga ikut membantu. Ini karena pesta demokrasi ini langsung butuh biaya besar," ujar Wachid. Dia menambahkan kalau menghendaki pemimpin bersih, harus ada saling membantu. "Dari pada nanti korupsi dan disetir pihak asing dan pemodal kuat, justru mereka akan menghabiskan sumber daya di daerah tersebut," kata Wachid.