TEMPO.CO, Semarang - Pasangan peserta Pilkada 2018 Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan Sudirman Said-Ida Fauziyah sepakat mendeklarasikan taat bayar pajak. Kedua pasangan menilai pajak menjadi sarana membangun perekonomian dan mengentaskan kemiskinan.
Taj Yasin mengatakan, pembaruan data mengenai kekayaan pejabat negara adalah hal wajib. Hal itu menunjukkan sikap tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pejabat publik.
Baca juga: Ida Fauziyah, Optimisme Kekuatan Kaum Ibu di Pilkada 2018
"Taat pajak otomatis ikut membangun Jateng. Taat pajak dan transparansi harta kekayaan, termasuk update kekayaan dan menunjukkan pada masyarakat, adalah kunci memberantas korupsi," ujar Taj Yasin di Mal Paragon Semarang dalam kegiatan Jateng Patuh Pajak, Selasa 27 Februari 2018.
Pasangan Taj, Ganjar Pranowo, saat itu hanya mengirim video sambutan karena sedang berkampanye di Temanggung.
Sementara itu, Sudirman Said didampingi Ida mengatakan, potensi APBN Rp 2.010 triliun tahun ini merupakan hasil kepatuhan masyarakat membayar pajak. Termasuk, APBD Jateng 2018 sebesar Rp 24 triliun.
"Saya bertanya pada Kepala Kantor Wilayah Pajak Jateng saat itu, ternyata Jateng penyumbang pajak cukup besar Rp 49 triliun. Itu hasil dari kerja keras para masyarakat Jateng," ujar Sudirman.
Baca juga: Pilkada 2018, Ganjar Pranowo Pantau Banjir Semarang
Menurut Sudirman, jika ada pejabat publik yang mencuri uang negara, terlebih dengan nilai triliunan rupiah, maka masyarakat akan marah. Melalui program Jateng Patuh Pajak, diharapkan akan membuat pejabat publik dan wajib pajak lebih taat membayarkannya.
"Perlu cara ekstensifikasi untuk perluasan pembayaran pajak. Intensifikasi juga perlu untuk terus menyadarkan wajib pajak," ucap Sudirman.
Kepala Kanwil Dirjen Pajak Jateng II, Rida Handanu mengatakan, capaian pajak Jawa Tengah pada 2017 hampir Rp 50 triliun.