TEMPO.CO, Jakarta -Mabes Polri memastikan tetap netral dalam percaturan politik Pilkada 2018 meski sejumlah perwiranya memutuskan mundur dari jabatannya karena ingin ikut serta. Juru Bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto membantah jika Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan perwiranya yang ikut Pilkada untuk menang.
“Saya klarifikasi bahwa Kapolri tidak pernah memerintahkan kepada bakal calon pimpinan daerah dari perwira Polri untuk harus menang. Tolong ini jadi catatan,” kata Setyo Wasisto di Lapangan Tembak pada Selasa, 30 Januari 2018.
Baca juga: Ini 13 Pedoman Netralitas Polri di Pilkada 2018
Penegasan Setyo menjawab beredarnya pernyataan dari Inspektur Jenderal Purnawirawan Anton Charliyan yang kini maju sebagai calon wakil gubernur Jawa Barat dari PDIP mendampingi Tubagus Hasanuddin. Sebelumnya, beredar di media bahwa Anton mengklaim telah menerima pesan dari Tito terkait pencalonannya. Pernyataan itu disampaikan Anton usai mendaftar sebagai pasangan calon pada 11 Januari 2018 lalu.
“Inspektur Jenderal Anton menyatakan beliau mendapat pesan dari Kapolri bahwa untuk calon dari Polri sekali tampil harus berhasil,” ucap Setyo menirukan ucapan Anton.
Menurut Setyo, Kapolri memang merestui para anggotanya yang maju dalam Pilkada 2018. Namun, Kapolri tidak pernah memerintahkan anggotanya untuk menang. Setyo juga menegaskan Polri konsisten menjaga netralitasnya.
“Intinya Kapolri menyampaikan bahwa Polri netral. Kami profesional,” kata Setyo.
Setyo sendiri juga telah mengkonfirmasi kepada Anton terkait ucapannya tersebut. “Tadi saya klarifikasi lewat telepon, beliau menyatakan lupa pernah mengatakan itu,” kata Setyo kepada wartawan usai menghubungi Anton.
ZARA AMELIA