TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Wali Kota Bogor 2018-2023 Bima Arya dan wakilnya, Dedie A. Rachim, mendatangi gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, hari ini, 19 Januari 2018. Keduanya datang untuk melaporkan harta kekayaannya sebagai salah satu syarat mengikuti pemilihan kepala daerah atauPilkada 2018.
"Kemarin sudah sampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara (LHKPN) lewat elektronik. Sekarang ingin langsung klarifikasi karena khawatir kalau ada yang salah masuk," kata Bima di gedung KPK, Jumat, 19 Januari 2018.
Baca juga: Pilkada Bogor, Ini Alasan Bima Arya Pilih Direktur KPK Jadi Wakil
Bima dan Dedie tampak datang bersamaan. Bima mengenakan batik hitam lengan panjang, sementara Dedie memakai batik biru lengan panjang. Mereka tiba sekitar pukul 14.35 WIB.
Hari ini memang kesempatan terakhir para calon kepala daerah untuk mendaftarkan kekayaannya ke KPK. Juru bicara KPK, Febri Diansyah, menyatakan komisi antirasuah itu akan menunggu hingga jam kerja berakhir.
"Kami siapkan 10 meja pelayanan untuk pelapor yang datang langsung," ujar Febri, Kamis, 18 Januari 2018.
Bima menggaet Dedie untuk maju dalam Pilkada Kota Bogor 2018. Karenanya, Dedie yang sebelumnya menjabat Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK resmi mengundurkan diri sejak 27 Desember 2017.
Baca juga: Dedie A. Rachim, Direktur KPK yang Maju Pilkada Bersama Bima Arya
Bima Arya mengatakan tak memilih wakil berdasarkan latar belakang, apakah dari partai politik atau kalangan profesional. Sebab, Bima berfokus melihat personal individu yang diliriknya. Menurut Bima, Dedie memiliki tiga kriteria yang bisa melengkapi bila terpilih memimpin Bogor.
Sementara Dedie menganggap, maju ke dunia politik adalah tantangan baru baginya. Sebab, cakupan permasalahannya lebih luas dan tak sekadar soal korupsi. "Pasti lebih berat daripada saat di KPK," ujarnya pada Jumat, 29 Desember 2017.