TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan bakal calon yang gagal maju di Pilwalkot Cirebon, Jawa Barat, Brigjen Pol (Pur) Siswandi dan Euis Fety Fatayaty memenuhi panggilan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) untuk mengklarifikasi adanya dugaan uang mahar politik untuk Pilkada.
"Kami memenuhi panggilan Panwaslu, datang ke sini tadi sekitar jam 09.00 WIB," kata Siswandi di Cirebon, Jumat, 19 Januari 2018.
Kedatangannya bersama Euis bertujuan untuk mengklarifikasi berita yang sudah beredar selama ini mengenai kegagalannya mencalonkan diri ke KPU.
Baca juga: Mahar Politik Picu Kecurangan, 5 Provinsi Ini Paling Rawan
Siswandi menginginkan dengan klarifikasi langsung ke Panwaslu diharapkan bisa menemui titik terang terkait persoalan yang beredar. "Hari ini saya diundang Panwaslu untuk mengklarifikasi berita yang simpang siur," kata dia.
Siswandi mengaku selama diperiksa kurang lebih dua jam diajukan sebanyak 27 pertanyaan, tiga pertanyaan pembukaan, empat penutup dan 20 pertanyaan inti.
Panwaslu Kota Cirebon saat ini sedang mengumpulkan bukti dengan melakukan klarifikasi kepada beberapa orang yang mengetahui peristiwa itu.
Sampai saat ini Panwaslu telah memanggil lima orang yang dianggap mengetahui adanya dugaan uang mahar yang diminta PKS terhadap Siswandi-Euis.
Di antaranya ketua DPD PAN Kota Cirebon Dani Mardani, ketua DPD PKS Kota Cirebon Karso, Anggo PAN Sumardi dan dua bakal pasangan calon Siswandi serta Euis.
Dugaan mahar politik ini muncul saat nama Siswandi-Euis Fety masuk dalam bursa pencalonan koalisi tiga partai yaitu PAN, Gerindra, dan PKS. Namun hingga malam pendaftaran PKS tak kunjung datang memberikan rekomendasi. Ternyata PKS tak ikut mendukung pasangan ini.
Baca juga: Kasus Mahar Politik, Panwaslu Periksa Ketua PKS Kota Cirebon
Sikap PKS itu membuat Siswandi kecewa. Padahal, kata Siswandi, saat perjalanan di kereta api Jakarta-Cirebon sore hari sebelum mendaftar, PKS menyatakan jika dukungan terhadap dia sudah 90 persen. Siswandi menuding batalnya dukungan PKS tersebut karena dia enggan membayar mahar politik. Bahkan, hingga malam hari jumlah mahar yang diminta PKS naik hingga lima kali lipat.