TEMPO.CO, Surabaya - Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, menyatakan ada yang tengah melakukan pembunuhan karakter terhadapnya terkait dengan pemilihan kepala daerah (pilkada) Jawa Timur. “Terkait dengan apa yang jadi desus-desus itu, saya sudah biasa ditempa pembunuhan karakter,” ucap Anas dalam siaran pers yang diterima Tempo, Jumat, 5 Januari 2018.
Tidak hanya pembunuhan karakter, keluarganya juga kerap menerima teror. Perlakuan seperti ini, kata dia, sudah ia terima sejak tahun kedua menjabat Bupati Banyuwangi.
Baca:
Tentang Azwar Anas di Pilkada Jatim, Ini Pesan Sekjen PDIP
PDIP Jawab Isu Evaluasi Dukungan untuk Azwar...
Misalnya ketika ia menerapkan sejumlah peraturan. Di antaranya terkait dengan pelarangan pasar modern dan saham bagi rakyat di sektor pertambangan. “Saya juga dikirimi macam-macam gambar pada masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu.” Tapi ia tetap melanjutkan apa yang baik bagi orang banyak.
Anas menyatakan membangun daerah memang bukan suatu hal yang mudah karena terdapat banyak tantangan. Ia mengaku sudah terbiasa menghadapi jika ada yang menyerang berkaitan dengan momen politik. “Tapi, karena dukungan penuh masyarakat, kemudian terbukti banyak perubahan di Banyuwangi, ya ini saya anggap sebagai risikolah, apa pun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang.”
Baca juga:
Isu Azwar Anas Mundur dari Pilgub Jatim, Gus...
Meski mengakui banyak tantangan, Anas mengklaim program-programnya berhasil meningkatkan pendapatan per kapita Banyuwangi sebesar 99 persen dari Rp 20,8 juta per orang per tahun menjadi Rp 41,46 juta per orang per tahun pada 2016. Angka kemiskinan pun menurun cukup pesat menjadi 8,79 persen pada 2016, jauh lebih rendah dibanding rata-rata provinsi Jawa Timur yang tembus dua digit.
Produk domestik regional bruto Banyuwangi, tutur dia, naik 104 persen dari Rp 32,46 triliun menjadi Rp 66,34 triliun. Banyuwangi juga terus menjadi daerah dengan inflasi terendah se Jawa Timur. Banyuwangi pun sudah punya Mal Pelayanan Publik yang mengintegrasikan ratusan izin dan dokumen di satu tempat yang transparan. “Tanpa pungli,” kata Abdullah Azwar Anas.