TEMPO.CO, Depok - Ketua DPP PDIP Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Djarot Saiful Hidayat mengatakan keputusan Bupati Trenggalek Emil Dardak maju mendampingi Khofifah Indar Parawansa sebagai calon wakil gubernur Jawa Timur telah melanggar komitmennya sebagai kader PDIP. Sanksinya, kata Djarot, sudah jelas yakni pemecatan dari keanggotaan partai.
"Kalau dia sudah seperti itu, ya berarti kan dia sudah bukan menjadi anggota PDIP," kata Djarot saat ditemui di Wisma Kinasih, Depok, Selasa, 12 Desember 2017.
Baca: Dipecat PDIP, Emil Dardak Tak Ingin Memperpanjang Masalah
Menurut Djarot, PDIP tetap menghargai pilihan Emil untuk maju pilgub Jatim. Ia lebih melihat dampaknya. "Sebenarnya yang kasihan dari keputusannya yakni masyarakat di Kabupaten Trenggalek. Padahal baru beberapa tahun, jadi seolah-olah hanya dijadikan batu loncatan," ujarnya.
Nantinya, kata Djarot, masyarakat sendiri yang akan menilai soal integritas kepemimpinannya. Hal itu bisa menjadi pertimbangan masyarakat. “Apa dia ambisius, apa dia hanya mencari batu loncatan,” tuturnya.
Emil menjelaskan alasannya maju mendampingi Khofifah pada pemilihan kepala daerah 2018 nanti. "Niat saya tidak lain dan tidak bukan adalah karena saya melihat bahwa dengan mendampingi Ibu Khofifah, insya Allah saya bisa memberikan nilai tambah kepada Provinsi Jawa Timur," kata Emil di kantor Dewan Pengurus Pusat Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta, pada Rabu, 22 November 2017.
Baca: Emil Dardak Maju Pilgub Jatim, Begini Komentar Mendagri
Dalam kesempatan itu, Emil Dardak mengaku telah mempelajari visi dan misi Khofifah. Menurut dia, Menteri Sosial itu memiliki pendekatan yang tidak biasa dalam memberantas kemiskinan, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan perekonomian rakyat kecil.