Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Minister for European Unio Affairs and TradeAnn Linde menjajal bus Transjakarta baru merek Scania tipe lower deck entry K250 yang diproduksi oleh PT United Tractors di Halaman Balai Kota, 3 Oktober 2016. TEMPO/Larissa
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menanggapi pernyataan lawan politiknya, Anies Baswedan, yang menganggap kerjasama PT Transjakarta dan angkutan Koperasi Wahana Kalpika, meniru program Ok Otrip.
"Itu betul-betul, mereka tuh fitnah. Enggak punya program ya," kata Ahok di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat, 24 Maret 2017.
Ahok mengatakan, integrasi Transjakarta dengan angkutan umum KWK sudah diatur dalam undang-undang lalu lintas. Selain itu, menurut Ahok, aturan itu sendiri keluar jauh hari sebelum pilkada DKI 2017.
"Pas dia (Anies) belum pengen jadi gubernur, UU itu sudah keluar. Jadi siapa nyontek siapa," ujar Ahok.
Anies sebelumnya memiliki program bernama Ok Otrip. Program yang ia usung dalam kampanyenya itu merupakan integrasi Transjakarta dengan angkutan umum massal. Program yang dirancang untuk mengurangi kemacetan itu untuk menjangkau warga di pelosok Jakarta, agar dapat menuju pusat perkotaan dengan biaya Rp 5 ribu sekali bayar.
Sedangkan kerjasama Transjakarta dengan angkutan umum KWK baru dilakukan beberapa hari lalu. Integrasi angkutan ini menggunakan 2.000 armada KWK sebagai tahap uji coba pada 1 April 2017.
Kerjasama ini menggratiskan pelanggan Transjakarta yang memiliki kartu pelanggan untuk menggunakan KWK. Tarif yang dikenakan disesuaikan dengan harga tiket Transjakarta, yakni Rp 3.500 untuk berbagai rute.
Anies sendiri lebih memilih masyarakat untuk menilai kerjasama tersebut dengan program Ok Otrip yang ia rancang. Namun, dia mengaku bersyukur idenya itu diadopsi dan dianggap sebagai pengakuan kebaikan sebuah gagasan.