Puteri Soekarno Menuduh Kelompok Reaksioner di Pilkada DKI

Reporter

Senin, 20 Maret 2017 19:44 WIB

Peserta aksi mencium tangan Sukmawati Soekarnoputri dalam aksi gabungan sejumlah ormas di depan Gedung Sate, Bandung, 19 Januari 2017. Aksi ini juga memberikan dukungan kepada polisi untuk mengusut tuntas dugaan penghinaan Pancasila oleh Rizieq Shihab. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri menegaskan bahwa Indonesia bukan negara Islam atau Islam State tapi Indonesia State atau berdasarkan Pancasila. Ucapan ini ia lontarkan terkait politisasi agama dalam Pilkada DKI Jakarta.

"Kita mesti rajin belajar sejarah, waktu Piagam Jakarta sudah disepakati (politik) tidak membawa-bawa agama," kata Sukmawati saat diskusi di Cikini, Jakarta Pusat pada Senin, 20 Marer 2017. Menurut dia, saat ini ada upaya radikalisasi dari kelompok reaksioner di Jakarta.

Dia menuding bahwa kelompok reaksioner meminta adanya perubahan NKRI berdasarkan syariah Islam. Padahal, kata dia, landasan negara Indonesia telah dirumuskan para bapak pendiri bangsa, termasuk tokoh-tokoh Islam. Dia menganggap, kelompok reaksioner tak belajar dari sejarah.

Baca juga:

Demo Tuntut FPI Dibubarkan, Sukmawati Berikan Petisi ke Aher
Ingin Bikin Film Sukarno, Sukmawati Minta Restu Jokowi

Sukmawati menceritakan, semasa masih berumur enam tahun, ia melihat gerakan DI/TII yang mencoba mendirikan negara Islam. Kelompok itu, kata dia, sempat membuat pemberontakan dengan rangkaian serangan terhadap presiden dan bom di sejumlah tempat.

"Ada tujuh kali percobaan penembakan terhadap Soekarno," ucap puteri Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia.

Dulu saat Orde Lama, ada kecenderungan gesekan antara kalangan nasionalis dengan kelompok agamis garis keras. Tapi di satu sisi, sebenarnya kelompok agamis yang toleran telah merumuskan Piagama Jakarta bersama berbagai pihak. Kelompok agamis juga merumuskan dasar negara Indonesia.

Di saat Orde Baru, aksi represif membuat gerakan radikalisme sempat melemah. Kata Sukmawati tidak ada kelompok-kelompok radikal yang berani melawan rezim Soeharto.

"Soeharto itu hebat, menyasar dan membunuh nyali, Sekjen PNI dibunuh, orang-orang pro-Soekarno ditangkapi," tutur dia.

Saat ini ia melihat radikalisme mulai bangkit. Ia melihat itu dari banyaknya dakwah di masjid yang penuh provokasi. Sukmawati menyayangkan hal itu. Seharusnya masjid menjadi tempat berdakwah dengan penuh kedamaian dan kesejukan.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Harap Andika Perkasa Jadi Bacawapres Ganjar, Sukmawati: Duet Sipil-Militer Sangat Bagus

12 September 2023

Harap Andika Perkasa Jadi Bacawapres Ganjar, Sukmawati: Duet Sipil-Militer Sangat Bagus

Sukmawati Soekarnoputri masih berharap Andika Perkasa jadi bacawapres Ganjar Pranowo. Ia mengatakan duet sipil-militer sangat bagus.

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya