Meme Gubernur DKI, Ahok, dan Lulung yang saling bersalaman. Cuitan dan meme bertagar #SaveHajiLulung kini menjadi trending topic di situs Twitter menyusul # SaveAhok. Twitter.com
TEMPO.CO, Jakarta - Sampai hari ini, Selasa, 14 Maret 2017, Abraham Lunggana alias Lulung, belum memotong telinga dan hidungnya. Dua organ tubuh itu masih utuh dan mudah-mudahan tidak benar-benar dipotong.
Soal telinga dan hidung politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini bermula dari ucapannya sendiri. Lulung pernah mengatakan apabila Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menang dalam Pilkada DKI, ia berani mengebiri kuping dan hidungnya.
Ucapan itu pun tersiar luas di media sosial yang direkam dalam video amatir. Kata-kata Lulung kurang lebih begini: “Saya katakan, Ahok pasti kalah. Kalau Ahok menang, saya berani potong kuping dua-duanya dan hidung saya.”
Kontroversial Lulung tak hanya itu saja. Wakil Ketua DPRD DKI ini mengklaim menjadi “musuh utama” Ahok terkait dengan kebijakan pemerintah DKI. Buntutnya, seolah semua keputusan Ahok sebagai Gubernur, tak ada yang cocok di benak
Sesama politikus PPP, Lulung juga kerap tak sepaham. “Aku mau seperti aku sendiri," ucapnya. Bahkan, Presiden Joko Widodo pun dikomentari ketika menanggapi demosntrasi. Berikut ini berbagai pernyataan Lulung, yang terhitung mulai Senin, 13 Maret 2017 posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD DKI dan Ketua PPP DKI dicopot oleh Ketua Umum PPP versi Djan Faridz.
"Sebagai warga negara Indonesia saya mempunyai hak politik yang berbeda dengan keputusan partai, sampai hari ini saya masih konsisten sebagai lambang perlawanan terhadap Ahok."
Lulung menegaskan menolak mendukung pasangan Ahok-Djarot seperti keputusan Ketua Umum PPP versi Djan Faridz. Ia mengklaim sebagai “musuh utama” Ahok.