Polda Papua Usut Provokator Kerusuhan Pilkada Intan Jaya  

Reporter

Sabtu, 25 Februari 2017 07:32 WIB

Ilustrasi penanganan massa oleh polisi. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jayapura - Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan kondisi terakhir di Kabupaten Intan Jaya pascainsiden perusakan Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah dan penyerangan terhadap Ketua KPUD dan Bupati Lani Jaya sudah dalam pengamanan personel gabungan TNI dan Polri.

“Ada 400-an personel polisi gabungan bersama TNI yang melakukan pengamanan sejak 23 Februari hingga aksi penyerangan (24 Februari)," ujar Paulus dalam konferensi pers di Jayapura, Jumat, 24 Februari 2017.

Baca: Anies-Sandiaga Bertemu Titiek Soeharto, Ini yang Dibicarakan

Mengantisipasi kerusuhan susulan, kata dia, ada penambahan 81 personel Brimob yang digeser dari Kabupaten Dogiyai ke Intan Jaya untuk membantu personel yang sudah diturunkan. "Sabtu dini hari, 25 Februari 2017, ada penambahan 200 personel gabungan dari Mabes Polri yang dikerahkan menuju Intan Jaya via Jayapura menggunakan pesawat," ujar Kapolda.

Paulus berujar, sejak tahapan penyelenggaraan, pilkada di Intan Jaya memang sarat kepentingan. Sehingga warga mudah diprovokasi dan melakukan tindakan brutal. Diakui Kapolda, sejumlah nama provokator sudah diketahui. Mereka akan dipanggil untuk bertanggung jawab atas insiden itu.

“Dari pihak kita sudah mengantongi sejumlah nama oknum yang berperan sebagai provokator hingga menghasut warga melakukan aksi perusakan dan menyerang Ketua KPU dan bupati. Mereka akan dipanggil untuk dimintai keterangan” kata Paulus.

Simak: Jika Lolos ke Putaran Kedua, Ahok-Djarot Diminta Cuti Lagi

Dengan jumlah anggota yang sudah dikerahkan untuk melakukan pengamanan, Kapolda berharap aksi tersebut tidak berkembang. Meski demikian, rata-rata semua wilayah di Papua yang melaksanakan pilkada punya potensi kerusuhan yang sama. Hanya saja, itu dikembalikan kepada pihak penyelenggara.

Sebelumnya, keterangan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar A.M. Kamal menyebutkan keributan di Intan Jaya berawal saat sekitar 500 orang dari pendukung pasangan calon nomor urut 2, Yulius Yapugau-Yunus Kalabetme, menerobos masuk ke halaman Kantor KPUD dengan melompati pagar, kemudian melempari kantor tersebut menggunakan batu dan kayu.

Kelompok massa ini menuntut agar pleno segera dilaksanakan. Namun situasi dapat dikendalikan polisi dengan memberikan penjelasan bahwa proses input data PPD belum selesai sehingga pleno belum bisa dilaksanakan. Dengan penjelasan ini, massa dapat menerima dan menenangkan diri. Namun massa tetap menuntut pleno harus dilaksanakan hari itu juga.

Lihat: Jika Lolos ke Putaran Kedua, Ahok-Djarot Diminta Cuti Lagi

Sampai sore, input data dari Distrik Agisiga belum juga selesai sehingga kembali mendapat protes dari massa yang ada di luar Kantor KPUD. Massa mulai mengepung kantor KPUD. Untuk mengantisipasi terjadinya tindakan anarkis, polisi meminta kandidat pasangan calon Yulius Yapugau-Yunus Kalabetme menenangkan massanya.

Sementara kelompok massa, sekitar 500 orang, dari paslon nomor 3 yang merupakan bupati inkumben, Natalis Tabuni-Yan Kobogoyauw, juga mendatangi kantor KPUD. Melihat kehadiran massa dan Bupati Intan Jaya yang memancing kemarahan massa dari paslon nomor 2 sehingga terjadi keributan antara dua kelompok itu.

HANS ARNOLD

Berita terkait

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

4 Juli 2018

10 Tahun Terakhir, 30 Polisi Papua Tewas oleh Kelompok Bersenjata

Selain 30 polisi yang tewas, sebanyak 57 polisi terluka akibat bersinggungan dengan kelompok bersenjata di Papua.

Baca Selengkapnya

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

30 Juni 2018

Di Papua, Daerah Rawan Kelompok Bersenjata Dijaga Tim Khusus

Setelah terjadi serangkaian serangan di Papua, kepolisian menempatkan tim khusus yang berisi gabungan anggota Polri dan TNI di sejumlah daerah rawan.

Baca Selengkapnya

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

26 Juni 2018

Polisi Kejar Kelompok Bersenjata Pelaku Penembakan di Papua

Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengaku telah mengetahui lokasi persembunyian pelaku penembakan itu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

26 Mei 2018

Kapolda Minta Wartawan Antisipasi Kerawanan Pilkada Papua

Kepolisian meminta wartawan peliput pilkada Papua mengantisipasi kerawanan konflik selama pemilihan.

Baca Selengkapnya

Satgas Terpadu Polda Papua Tangani Campak dan Gizi Buruk

17 Januari 2018

Satgas Terpadu Polda Papua Tangani Campak dan Gizi Buruk

Satgas terpadu Polda Papua mengirimkan bahan pangan termasuk susu dan makanan untuk balita Asmat yang banyak menderita campak dan gizi buruk.

Baca Selengkapnya

Cara Unik Polda Papua Kampanye Pilkada Damai Lewat Offroad

27 Desember 2017

Cara Unik Polda Papua Kampanye Pilkada Damai Lewat Offroad

Bhayangkara Offroad menjelang pilkada 2018 ini akan dilaksanakan paling cepat Januari 2018, paling lambat awal Februari 2018

Baca Selengkapnya