Ini Penyebab Agus-Silvy Kalah di Pilgub DKI versi Indikator

Reporter

Kamis, 16 Februari 2017 02:11 WIB

TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil hitung cepat (quick count) suara sementara pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Dalam quick count itu menunjukkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat unggul dengan angka 43,01 persen.

Sementara pasangan nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, berada di posisi kedua dengan perolehan suara 39,66 persen dan di posisi ketiga Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang hanya mendapat 17,33 persen.

Lihat Quick Count Pilkada DKI di https://quickcount.tempo.co

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, performa Agus dalam debat pilkada DKI Jakarta 2017 tak dapat meyakinkan pemilih, khususnya kalangan masyarakat yang menolak Ahok.

"Faktor debat ini signifikansinya kuat sekali. Ketika Agus tidak mampu cukup perform, terutama dalam debat-debat, kemudian sebagian pemilihnya migrasi ke Anies," ujar Burhanuddin di kantor Indikator Politik Indonesia, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Februari 2017.

Baca: Pilkada DKI, Mengapa Agus-Sylvi Lemah?Begini Jawab Pakar

Menurut Burhanuddin, bagi sebagian masyarakat yang puas dengan kinerja Ahok, tapi secara etnis dan agama berbeda, memiliki dua pilihan alternatif. Namun, masyarakat tak hanya menilai dari segi agama, tapi juga melihat nilai tambah yang ada dalam diri pasangan calon.

"Pascadebat pertama, suara yang mengatakan Anies lebih unggul ketimbang Agus dalam debat itu selalu lebih tinggi. Jadi memang bukan persoalan yang mudah kalau kemudian muncul kecanggungan, wajar," ucap Burhanuddin.

Selain itu, kata Burhanuddin, pasangan Agus-Sylvi salah mendiagnosis fungsi debat dan serangan kepada pasangan Ahok-Djarot yang dilakukan secara masif. Burhanuddin mengatakan, kubu Agus-Sylvi terlalu underestimate terhadap faktor debat. Padahal, survei Indikator Politik Indonesia pascadebat pertama dan kedua menemukan 87 persen warga menganggap debat penting dalam menentukan pilihan.

Baca: Konflik Antasari-SBY, Kalla: Tak Terkait Pilkada

"Sebelum debat pertama dan kedua, beberapa kali ada penolakan dari kubu Agus dengan menyatakan debat tidak ada fungsi elektorat," ujarnya.

Selain itu, baku serang antara pasangan Agus-Sylvi dengan Ahok-Djarot malah membuat pendukung mengalihkan pilihannya ke Anies-Sandi.

Adapun peneliti Indikator Politik Indonesia Rizka Halida menjelaskan, terdapat dua faktor yang mendongkrak keunggulan Ahok-Djarot. Berdasarkan survei yang dilakukan pada 2-8 Februari 2017, kinerja petahana dan isu dugaan penistaan agama menjadi faktor yang dapat mengubah pilihan masyarakat terhadap Ahok-Djarot.

"Itu signifikan membuat orang meninggalkan pasangan Ahok-Djarot. Kalau orang mengatakan Pak Ahok menista agama, orang cenderung beralih ke pasangan lain. Sementara kalau orang yang mengatakan Ahok tidak menista agama, maka memilih Ahok-Djarot," ujarnya.

LANI DIANA | EKO

Baca: Kalah Hitung Cepat di Pilkada, AHY Diteriaki Jadi Presiden

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya