Hitung Cepat Voxpol, Ahok Unggul di Jakarta Utara dan Barat

Reporter

Rabu, 15 Februari 2017 19:18 WIB

Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menyapa pendukungnya pada Konser Gue2 di Senayan Ex-Driving Range Golf, Jakarta, 4 februari 2017. Konser ini di meriahkan puluhan musisi dan grup band tanah air antara lain Slank, Once, Kikan dan Tompi. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Voxpol Center Research & Consulting mengumumkan hasil penghitungan cepat suara pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Hingga pukul 18.00, data yang masuk adalah sebanyak 98,75 persen suara.

Hasil hitung cepat itu menunjukkan pasangan calon Gubernur DKI Jakarta nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama - Djarot Syaiful Hidayat, mendapatkan suara terbanyak. Dengan angka mencapai 42,94 persen, pasangan inkumben ini lebih unggul dari dua pasang penantangnya.

Baca juga: Terkait Quick Count, KPU Minta Masyarakat Tunggu Real Count

Pasangan nomor 3, Anies Baswedan - Sandiaga Uno berada di urutan kedua dengan suara sebanyak 40,21 persen. Sedang pasangan nomor 1, Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni tertinggal jauh dengan suara hanya mencapai 16,86 persen.

Dari hasil penghitungan cepat itu diketahui pasangan Basuki-Djarot unggul di basis Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Untuk pasangan Anies-Sandiaga, unggul di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Sedang Agus-Sylvi tidak unggul di mana-mana.

Lihat hasil Quick Count Pilkada DKI: https://quickcount.tempo.co/

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan ada 400 relawan yang disebar di lima kota untuk melaporkan hasil akhir penghitungan suara. Mayoritas relawan berasal dari kalangan mahasiswa. "Kami pastikan satu relawan satu TPS karena ini quick count," kata dia di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan, Rabu, 15 Februari 2017.

Dengan menggunakan metode random sampling, relawan diacak berdasarkan nomor tempat pemilihan suara. "Misalnya kami ambil cluster samplenya itu 100 dibagi 10. Artinya ada 10 kan. Kalau ada TPS 1 sampai 100 berarti kami ambil 1, 21, tambah 10 tambah 10," ujar dia.

Margin error yang digunakan dalam penghitungan cepat ini adalah sebesar 1 persen. Para relawan yang berada di lapangan melapor dengan sistem web sehingga bisa meminimalisir kebohongan.

Simak juga: Unggul Hitung Cepat, Ahok: Kita Pantas Bersyukur

"Semua ngisi pakai smartphone sehingga mereka bisa selfie dan mengirim foto mereka ketika sudah di TPS. Mereka juga foto kembali hasil total akhir. Karena untuk mengurangi kebohongan," ujar Pangi.

Pangi menuturkan lembaganya ketat dalam mengendalikan mutu dan kontrol. Salah satu caranya adalah dengan memastikan semua nomor relawan teregistrasi dalam sistem. "Jadi kalau ada nomor asing masuk untuk lapor tidak akan bisa," katanya. Selain itu, kata Pangi, pendanaan Voxpol berasal dari iuran lembaga.

MAYA AYU PUSPITASARI

Berita terkait

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.

Baca Selengkapnya

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.

Baca Selengkapnya

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.

Baca Selengkapnya

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Para Indonesianis di Australia Soroti Kekalahan Ahok di Pilkada

17 September 2017

Para Indonesianis di Australia Soroti Kekalahan Ahok di Pilkada

Kekalahan Ahok dalam Pilkada DKI tidak bisa dijelaskan hanya karena pertarungan antar elite politik.

Baca Selengkapnya