LSI Denny JA : Pemilih Golput Pilkada DKI di Atas 30 Persen

Reporter

Jumat, 10 Februari 2017 17:55 WIB

Seorang warga keterbelakangan mental dan penyandang disabilitas mengikuti simulasi pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta, 4 Februari 2017. Sosialisasi simulasi pemungutan dan penghitungan suara pilkada ini untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilihnya. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta -Lingkaran Survei Indonesia, lembaga survei yang diinisiasi Denny JA memperkirakan jumlah pemilih yang suaranya tidak dihitung atau golput di pemilihan kepala daerah DKI 2017 masih tinggi. "Bayangan saya masih di atas 30 persen. Jadi minimal 30 persen potensi suara yang hilang kalau tidak dimaksimalkan pada hari-hari terakhir ini," kata peneliti LSI, Ardian Sopa, di kantor LSI, Jakarta Timur, Jumat, 10 Februari 2017.

Ardian menjelaskan, berdasarkan tren pemilihan pada 2007 dan 2012, jumlah pemilih yang golput mencapai lebih dari 30 persen. Pada pilkada DKI 2007, angka golput mencapai 34,6 persen. Kemudian, pemilih golput pada pilkada 2012 putaran pertama sebesar 36,4 persen. Sedangkan pada putaran kedua, pemilih golput sebesar 33,3 persen.

Golput, menurut Ardian, bisa diklasifikasi menjadi dua, yaitu golput proporsional dan non proporsional. Pada golongan proporsional, golput menimpa semua kandidat secara rata dan tidak akan mempengaruhi hasil pemilihan. Sedangkan pada golongan non proporsional, yaitu pendukung calon yang tidak datang ke tempat pemungutan suara lebih banyak dari calon gubernur tertentu. "Golput ini akan mempengaruhi hasil, sehingga hasil akhir survei berbeda dengan KPUD," ujarnya.

Baca:
Plt Gubernur DKI Minta 15 Februari Ditetapkan Libur
Agus-Sylvi Unggul, LSI: Belum Pasti Masuk Putaran Kedua



Ardian mengungkapkan, hasil survei beberapa lembaga yang berbeda dengan hasil KPU DKI, pernah terjadi pada 2012. Hal itu, kata dia, disebabkan pemilih golput nonproporsional. Mulanya, semua lembaga survei yang terpublikasi menyatakan elektabilitas Fauzi Bowo di atas Joko Wododo. Namun, pada hari pencoblosan, pendukung Foke lebih banyam golput dibandingkan pendukung Jokowi. "Akhirnya dukungan untuk Foke kalah dibandingkan Jokowi," kata dia.

Ardian mengatakan, kejadian tersebut bisa saja terulang pada pemilihan kali ini. Karena itu, dia menyarankan kepada setiap kandidat untuk berupaya meminimalisir jumlah pemilih golput, mendapatkan suara dari swing voters, dan menghindari politik uang. Sebab, Ketiga hal itu akan mempengaruhi pilihan kandidat.

LSI juga melihat Pilkada berpotensi berlangsung dua putaran. Elektabilitas calon masih sangat jauh dari syarat satu putaran, yaitu meraih 50 persen plus satu suara. Kedua, belum ada satu pun calon gubernur yang aman untuk lolos ke putaran kedua karena melihat selisih antarkandidat di bawah margin of error survei kali ini (plus minus 2,9 persen).

"Cagub yang golput pendukungnya paling sedikit akan lolos menuju putaran kedua. Dukungan kepada calon menjadi percuma jika mereka tidak datang ke TPS," tuturnya.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

LSI Denny JA: Duet dengan Airlangga Buat Prabowo Unggul

15 Agustus 2023

LSI Denny JA: Duet dengan Airlangga Buat Prabowo Unggul

Elektabilitas Prabowo menduduki peringkat pertama dengan 38,2 persen.

Baca Selengkapnya

Elektabilitas Anies Baswedan Stagnan, Demokrat: Seperti Maraton

20 Mei 2023

Elektabilitas Anies Baswedan Stagnan, Demokrat: Seperti Maraton

Demokrat tak khawatir dengan elektabilitas Anies Baswedan yang dinilai stagnan. Analogikan Pilpres 2024 seperti lari maraton.

Baca Selengkapnya

Survei LSI: Ganjar Pranowo Unggul di Masyarakat Kecil, Anies Baswedan Dipilih Orang Berpendidikan Tinggi

19 Mei 2023

Survei LSI: Ganjar Pranowo Unggul di Masyarakat Kecil, Anies Baswedan Dipilih Orang Berpendidikan Tinggi

Ganjar Pranowo disebut unggul pada kategori masyarakat berpendapatan kecil dan berpendidikan menengah.

Baca Selengkapnya

LSI Ungkap Penyebab Elektabilitas Ganjar Pranowo Turun, Tak Hanya Soal Piala Dunia U-20

19 Mei 2023

LSI Ungkap Penyebab Elektabilitas Ganjar Pranowo Turun, Tak Hanya Soal Piala Dunia U-20

LSI menyatakan ada tiga faktor yang menyebabkan elektabilitas Ganjar Pranowo turun dalam dua bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya