Calon Gubernur DKI no urut tiga, Anies Baswedan saat menjelaskan programmnya dalam acara debat Pilkada DKI Jakarta ke-2 di hotel Bidakara, Jakarta, 27 Januari 2017. TEMPO/Maria Fransisca
TEMPO.CO,Jakarta – Calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menilai masih banyak ketimpangan dalam dunia pendidikan di Jakarta. Salah satu yang ia ketahui adalah ketimpangan yang terjadi antara guru-guru umum dan madrasah di Jakarta.
“Kemarin saya berbicara dengan guru madrasah. Guru madrasah di sini ngenes kalau dalam bahasa Jawa. Ngenes itu artinya iba. Guru madrasah dan sekolah umum harus mendapatkan perhatian yang sama,” ujar Anies dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad di Masjid Ibadurrohman, Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu, 4 Januari 2017.
Menurut Anies, ketimpangan tersebut diperparah oleh adanya kemiskinan yang besar di Jakarta. Dari 10 juta penduduk Jakarta, kata Anies, yang masuk kategori miskin mencapai 3,5 juta orang. “Di Jakarta Utara, mereka yang tidak selesai SMA itu separuh, di Jakarta Barat tidak jauh berbeda. Yang baik itu timur dan selatan,” kata Anies.
Anies juga mengaitkan ketimpangan pendidikan dan kemiskinan itu dengan pembangunan di Jakarta Utara. Reklamasi yang ia nilai masih bermasalah, bisa memperparah hal tersebut. “Bahkan, kalau reklamasi di Jakarta Utara itu selesai, ketimpangan di Jakarta itu akan komplet. Di sana ada kemegahan luar bisa, berbeda dengan tempat di daratan ini,” ucap Anies.