AHY Mau Bangun Rumah Rakyat, Djarot: Ngambang Banget  

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 31 Januari 2017 02:37 WIB

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menghadiri acara pembekalan penggerak militan perempuan yang diselenggarakan oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz di pelataran Masjid Al-Huda, Jalan Talang nomor 3, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 28 Januari 2017. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menilai jawaban pasangan calon nomor satu tentang cara membangun rumah rakyat di lahan seluas 390 hektare tanpa relokasi dalam debat kandidat masih belum jelas. "Ngambang banget kalau menurut saya. Yang konkret, ya bagaimana caranya kalau dia katakan ada 390 hektare. Lah ini di mana," kata Djarot di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 30 Januari 2017.

Djarot pun mempertanyakan lokasi lahan seluas 390 hektare itu. Ia menebak lahan tersebut berada di bantaran sungai lantaran pasangan calon nomor satu itu menjanjikan nol penggusuran. Jika benar, Djarot menilai hal itu malah melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 38 tentang sungai. Sebab, selama ini, pihaknya melakukan relokasi di bantaran sungai berdasarkan aturan tersebut. "Kami ini melaksanakan, setuju dengan PP itu, mendukung yang dikeluarkan Pak SBY yang notabene bapaknya Pak Agus," ujar Djarot.

Menurut Djarot, tidak mungkin membangun permukiman di sepanjang bantaran sungai bila ingin melakukan normalisasi. Karena itu, ia meminta lawan politiknya memberikan pemahaman yang masuk akal dan rasional agar bisa diterapkan dan bukan sekadar wacana. Adapun Djarot bersama pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, menawarkan relokasi ke rumah susun.

Sementara itu, Djarot enggan menilai data-data yang ditunjukkan para lawannya dalam debat. Ia lebih percaya terhadap kepuasan warga Jakarta yang sudah merasakan perubahan besar terkait dengan reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan pemerintahan yang bersih.

Sebab, ia banyak menemukan sebagian besar masyarakat berpendapat Jakarta sudah mulai berubah dan punya harapan yang bagus ke depan, seperti sistem pelayanan publik, penganggaran yang menggunakan e-Government, sistem transportasi pembangunan, serta pengelolaan sungai dan taman-taman.

Meski begitu, ia dan Ahok menyadari semuanya butuh proses. Pembangunan Jakarta, kata dia, tidak cukup dilakukan hanya lima atau sepuluh tahun. Namun harus menjadi satu garis haluan Jakarta yang konsisten. Umumnya, lanjut dia, yang kerap terjadi jika ganti pemimpin adalah berganti kebijakan. "Dia mau baru lagi, padahal kalau menurut kami sekarang ini kalau kami lihat Jakarta on the track gitu lho, jangan balik lagi," kata dia.

FRISKI RIANA

Berita terkait

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

27 November 2023

Di Acara Milenial dan Gen Z, Anies Jawab Soal Tuduhan Politik Identitas Saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menjawab tuduhan soal penggunaan politik identitas saat Pilkada DKi 2017 pada acara Indonesia Milleninial and Gen-Z Summit 2023.

Baca Selengkapnya

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

30 September 2023

Anies Ungkit Momen Berutang di Pilkada DKI, Singgung Biaya Politik Mahal

Anies menuturkan mahalnya biaya kampanye bukan berarti ketika menjadi pejabat harus balik modal

Baca Selengkapnya

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

14 Februari 2023

Di Acara Partai Ummat, Anies Baswedan Cerita Diberi Label saat Pilkada DKI 2017

Anies Baswedan menyebut ada dua pendekatan untuk menciptakan persepsi ini.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

11 Februari 2023

Anies Baswedan Buka Suara soal Utang Rp 50 Miliar ke Sandiaga: Sudah Selesai Dulu

Anies Baswedan menegaskan tidak ada utang yang hari ini harus dilunasi.

Baca Selengkapnya

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

11 Februari 2023

Politikus NasDem Minta Sandiaga Klarifikasi Surat Utang Anies Baswedan

Ada juga poin yang menyatakan jika Anies-Sandi menang, maka Anies Baswedan bebas dari utang tersebut.

Baca Selengkapnya

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

6 Februari 2023

Soal Perjanjian Utang dengan Anies Baswedan, Sandiaga: Saya Baca Dulu

Sandiaga belum mau menanggapi soal utang Anies Baswedan ke dirinya saat Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

6 Februari 2023

Fadli Zon Buka Suara Soal Perjanjian Anies Baswedan - Sandiaga Uno di Pilkada DKI

Fadli Zon mengakui membikin draft perjanjian antara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017. Soal utang, Fadli tak mau bicara.

Baca Selengkapnya

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

31 Januari 2022

Pesan Anies Baswedan untuk Kedua Putra Haji Lulung

Anies Baswedan bercerita tentang dukungan yang diberikan Haji Lulung kepadanya dalam Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

20 November 2021

MUI DKI Bikin Cyber Army, Taufik Gerindra: Buzzer Terus Serang Anies Baswedan

Taufik menyampaikan penyerang ini selalu mengatakan bahwa Anies Baswedan memenangkan Pilkada, karena politik identitas.

Baca Selengkapnya

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

20 Mei 2021

Baca Pleidoi Rizieq Shihab Singgung Aksi 212, Ahok, dan Pilkada DKI

Rizieq Shihab mengklaim perkara yang menjeratnya bukanlah kasus hukum melainkan politik. Ia kemudian berkisah tentang Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya