Sejumlah awak media saat mengikuti hasil survei Lingkaran Survei Indonesia, di Jakarta, 20 Desember 2016. Hasil survei LSI memprediksi, Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran karena belum ada calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, yang memiliki perolehan suara mencapai 50 persen plus satu suara berdasarkan data survei. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia bentukan Denny JA, Ardian Sopa, menilai pasangan calon gubernur DKI Jakarta nomor 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno, memiliki problem marketing selama masa kampanye. Menurut dia, tak ada program unggulan yang dikampanyekan secara masif dan segmented kepada pemilih.
Dia menambahkan, banyak program kerja bagus yang disiapkan dan disosialisasikan pasangan Anies-Sandi. Program itu juga dinilai bisa menjawab isu strategis terkait dengan harga sembako mahal dan pengangguran. “Namun program kerja yang begitu bagus dan banyak tidak berbuah efek elektoral yang signifikan,” kata Ardian saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017.
Sementara Ardian menilai pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni memiliki pasar pemilih yang segmented dan fokus. Menurut dia, sejak awal Agus fokus menyasar pemilih kelas menengah bawah yang memang populasinya terbesar di Jakarta.
Contohnya, program Agus-Sylvi untuk memberikan bantuan tunai sementara, program bantuan Rp 1 miliar per rukun warga dan program bantuan dana bergulir. “Program ini memang kontroversi dan dinilai negatif oleh kelas menengah atas, tapi sebaliknya disukai pemilih kelas menengah bawah,” ujar Ardian.
Pasangan nomor urut satu ini pun menjadi populer dengan istilah politik "gerilya lapangan". Lompat dari panggung juga menjadi atraksi Agus yang orisinal. “Aneka hal di atas memang cocok dengan selera dan cara berpikir pemilih kalangan menengah bawah,” kata Ardian.
Pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat juga dinilai berhasil melakukan marketing. Menurut dia, program Ahok mudah menarik simpati pemilih karena sudah berjalan dan dirasakan langsung manfaatnya oleh publik. “Mayoritas publik puas dengan kinerjanya,” kata dia. Ahok pun masih dianggap unggul di kalangan pemilih menengah atas.
Dari survei LSI yang dilakukan pada 5-11 Januari 2017 lalu, pasangan Anies-Sandi pun memperoleh angka paling rendah. Jika Pilkada dilakukan hari ini, survei tersebut menyebutkan pasangan Agus-Sylvi akan mendapat 36,7 persen, Ahok-Djarot 32,6 persen, dan Anies-Sandi 21,4 persen. Adapun margin of error survei ini 3,4 persen.