Ahok: Mau Bangun Kampung Apung Pun Harus Bongkar Bangunan  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Minggu, 15 Januari 2017 19:45 WIB

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan keterangan usai menghadiri peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1438 Hijriah sekaligus silaturahim bersama Relawan NUsantara (RelaNU) diPosko RelaNU, Jakarta, 15 Januari 2017. TEMPO/Larissa

TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan, jika ingin menormalisasi sungai, mau tidak mau bangunan yang berdiri di atasnya harus dibongkar. Pembongkaran dilakukan untuk pembangunan kampung apung.

“Kami itu memindahkan, bukan gusur. Bangunan dibongkar, enggak? Ya, dibongkar dong. Kalau kami mau ini diapungkan pun, kami mesti bikin fondasi. Itu juga (harus) bongkar,” kata Ahok di Jalan Taman Patra X, Kuningan, Jakarta Selatan, Ahad, 15 Januari 2017.

Baca: Ahok Abaikan Komnas HAM, Tetap Gusur Bukit Duri

Jika ingin mengembalikan fungsi sungai di Jakarta, ujar Ahok, pembongkaran menjadi hal penting yang harus dilakukan. Menurut Ahok, tinggal di bantaran sungai memiliki risiko yang besar bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai karena warga akan kebanjiran setiap kali hujan turun.

Menurut Ahok, apa yang dia lakukan selama ini adalah memindahkan masyarakat ke tempat yang lebih baik. Ahok mengatakan, selama ini, pihaknya sudah berupaya membangun dialog dengan masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai.

Menurut dia, hampir semua warga Jakarta yang tinggal di bantaran sungai sebetulnya sudah tahu bangunan rumah mereka akan dibongkar. Namun, Ahok menuturkan, yang terjadi di lapangan justru berbeda.

Saat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hendak membongkar bangunan rumah yang seharusnya dijadikan jalan inspeksi, mereka justru menolak. Hal tersebut yang membuat Ahok akhirnya memindahkan secara paksa.

Baca: Sandiaga ke Rumah Susun, Ahok akan Tetap Gusur Bukit Duri

Ahok menuturkan, selama pembongkaran, setiap kepala keluarga berhak mendapatkan satu unit rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Namun Ahok mengatakan, saat ini, pembongkaran terhambat lantaran pembangunan rusun masih belum rampung. “Rusun tersebut diprioritaskan untuk mereka yang tinggal di aliran sungai,” ujar Ahok.

Meski begitu, Ahok mengatakan, dirinya tetap akan membongkar bangunan di pinggir sungai beriringan dengan pembangunan rumah susun. Bagi Ahok, pembongkaran bangunan menjadi suatu keniscayaan untuk membuat Jakarta terhindar dari banjir dengan metode apa pun.

Menurut dia, pasangan calon yang anti terhadap pembongkaran tengah berpolitik untuk memenangkan Pilkada 2017. Sebab, sampai saat ini, Ahok mengaku belum menemukan cara pencegahan banjir selain membongkar bantaran sungai.

“Misal bangunan ini ya, kamu mau bikin bangunan ini jadi mengambang, pakai hidrolik. Kira-kira kamu mesti bongkar enggak buat pasang hidrolik di sini? Bongkar juga. Jadi saya enggak mengerti teknologi bagaimana? Kecuali pakai balon. Pakai balon (harus) ngiket (diikat), juga harus bongkar,” kata Ahok.

LARISSA HUDA

Berita terkait

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.

Baca Selengkapnya

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.

Baca Selengkapnya

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.

Baca Selengkapnya

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

14 Oktober 2017

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

Tjahjo Kumolo menakar dari digelarnya pemungutan suara ulang di 71 TPS dalam pilkada 2017 yang kerap diikuti dengan pengerahan massa.

Baca Selengkapnya