Kubu Anies-Sandi Sindir Agus Yudhoyono Hasil Dinasti Politik

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 9 Januari 2017 23:00 WIB

Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Agus-Sylvi, mengambil undian nomor urut dalam rapat pleno pengundian nomor urut calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI di Jakarta, 25 Oktober 2016. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Tim pemenangan calon gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno, Anggawira, mengatakan pencalonan pasangan calon nomor satu dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017 dikhawatirkan memunculkan dinasti politik.


Dalam siaran tertulisnya, Anggawira tidak menyebutkan nama. Tapi setelah dikonfirmasi, sindiran dinasti politik terebut ditujukan kepada Agus Harimurti Yudhoyono. “Karena kita tahu kemunculannya (Agus Harimurti Yudhoyono) tiba-tiba. Cenderung memang karena nepotisme dan belum ada track record,” kata Anggawira kepada Tempo, Senin, 9 Januari 2017.


Baca: Agus Calon Gubernur, Keputusan SBY Tepat: Ini Alasannya


Menurut Anggawira, pencalonan Agus perlu mendapat perhatian calon pemilih karena dalam memilih seorang pemimpin yang harus diutamakan adalah rekam jejak dan kapasitas yang mumpuni.


“Kita harus pilih berdasarkan rekam jejak, kualitas, dan kapasitas calon pemimpin. Jangan belum siap pimpin Jakarta karena didorong keluarga untuk maju, jadinya bangun dinasti politik,” ujarnya. Agus adalah putra sulung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono. SBY merupakan mantan Presiden RI keenam yang berkuasa selama dua periode.

Anggawira menilai, dinasti politik memiliki potensi korupsi yang besar. Dia mengatakan, modus politik dinasti biasanya dilakukan penguasa dengan menempatkan orang-orang yang masih berhubungan darah dan keturunan sebagai pejabat publik.


Advertising
Advertising

Misalnya, Anggawira menyebutkan, kasus Bupati Klaten Sri Hartini dan mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, yang tersangkut kasus korupsi. Lihatlah, kata dia, dinasti politik yang dibangun di Indonesia, termasuk Klaten dan Banten, motifnya bukan mendedikasikan diri untuk memaksimalkan pelayanan publik atau bekerja demi masyarakat.


Baca juga: Bantah Tak Berpengalaman, Agus Yudhoyono: Saya Siap Belajar


“Tapi rentan terjadi hal yang sifatnya pada korupsi yang terstruktur," kata Anggawira. Dia berujar, politik dinasti jelas bertentangan dengan budaya demokrasi yang sedang tumbuh di Indonesia.


Kadang, lanjut Anggawira, politik dinasti sengaja dibingkai seakan-akan lazim dalam berdemokrasi. “Padahal jika terjadi akan sangat masif korupsinya seperti yang sekarang baru terjadi," kata fungsionaris Partai Gerindra itu.

FRISKI RIANA

Berita terkait

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.

Baca Selengkapnya

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.

Baca Selengkapnya

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.

Baca Selengkapnya

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

14 Oktober 2017

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

Tjahjo Kumolo menakar dari digelarnya pemungutan suara ulang di 71 TPS dalam pilkada 2017 yang kerap diikuti dengan pengerahan massa.

Baca Selengkapnya