Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat hadiri peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1438 Hijriah di Jalan Talang, Manggarai, Jakarta, 12 Desember 2016. Acara tersebut diprakarsai oleh partai-partai pengusung Ahok-Djarot, yakni NasDem, Golkar, Hanura, PDI Perjuangan, dan PPP pimpinan Djan Faridz. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar salah satu partai pendukungnya di Jalan Talang, Jakarta Pusat, Senin, 12 Desember 2016. Menurut Ahok, mengikuti perayaan Maulid Nabi bukanlah hal baru baginya.
Ahok mengatakan sudah sejak kecil ia ikut meramaikan acara Maulid. "Saya biasa ikut sampai jadi bupati," kata Ahok.
Di sisi lain, Ahok menjelaskan, ada keluarganya yang merupakan pemeluk Islam, yaitu saudara dari pihak ayah dan ibunya. Oleh sebab itu, bagi Ahok, acara Maulid Nabi merupakan perayaan rutin tahunan. "Di Belitung itu 92-93 persen pemeluk agama Islam," kata mantan Bupati Belitung Timur periode 2005-2010 itu.
Sejak kecil pula Ahok mengenal lagu-lagu yang bernuansakan keislaman, seperti kasidah. Menurut dia, lagu-lagu kasidah terasa akrab di telinganya.
Tepat di Hari Maulid Nabi Muhammad SAW ini Ahok bersama calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menghadiri acara Maulid Nabi di Menteng, Jakarta. Ada ratusan ibu dan anak-anak yang meramaikan acara tersebut. Di tengah acara, Ahok dan Djarot bernyanyi bersama Hadad Alwi.
Berbeda dengan Ahok, Djarot punya pandangan sendiri ihwal perayaan Maulid Nabi. Ia merasa ketika datang ke acara Maulid tak beda seperti pulang ke kampung halamannya. "Kami menyambut Maulid Nabi dengan penuh kegembiraan," katanya.
Bahkan, di kampung mantan Bupati Blitar itu acara kelahiran Nabi Muhammad SAW diramaikan dengan menggelar pasar malam. Namun dibalik itu semua, ia menuturkan, hal terpenting yang mesti dilihat dari Maulid Nabi ialah ajaran Islam tentang kedamaian dan kasih sayang. "Begitulah sebetulnya Islam," kata Djarot.