Cek Fakta, Rencana BLT bagi Keluarga Miskin Versi Agus-Sylvi

Reporter

Editor

Mustafa moses

Minggu, 20 November 2016 09:01 WIB

Warga mengambil air bersih di perkampungan kumuh di kawasan Kebun Melati, Tanah Abang, Jakarta, 16 September 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami kenaikan menjadi 11,22 persen dari total penduduk. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Program subsidi pemerintah berbentuk bantuan uang kepada penduduk miskin menjadi salah satu topik kampanye di Pilkada DKI Jakarta. Calon Gubernur Agus Harimurti Yudhoyono yang menebarkan janji itu. Program ini diperkirakan mirip Bantuan Langsung Tunai, program yang sudah beberapa kali berganti nama dan diluncurkan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, ayah Agus.

BLT pertama kali diserahkan pada 2005. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mensubsidi langsung keluarga kurang mampu sebesar Rp 100 ribu tiap bulan. Saat itu, pemerintah turut menaikkan harga BBM.

Agus Harimurti Yudhoyono:
Ketika berpidato pada acara tatap muka di Gelanggang Remaja Jakarta Utara pada 13 November 2016, calon gubernur bernomor urut satu ini menegaskan akan memberikan bantuan langsung sementara kepada masyarakat miskin. Selain bantuan langsung, ia juga berjanji akan memberikan bantuan modal kepada pengusaha kecil.

"Saya yakin, jika program ini dijalankan secara tepat sasasaran, kemiskinan dapat kita turunkan dari 3,75 persen menjadi 2,75 persen pada lima tahun mendatang," katanya seperti dikutip dari demokrat.or.id. Di sana disebutkan Agus akan menyerahkan Rp 5 juta per tahun kepada tiap keluarga miskin.

Apakah benar program bantuan tunai yang dijanjikan Agus akan mampu mengurangi kemiskinan warga Jakarta ?

Faktanya:
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang bisa dilihat dari situs bps.go.id menyebutkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di DKI Jakarta sebelum ada BLT, persisnya pada 2004, berada di angka 14,70 persen. Penurunan pengangguran baru menunjukan hasil pada 2006 menjadi 11,40 persen.

Setahun kemudian, tahun 2007 ketika BLT dihentikan prosentase angka pengangguran kembali naik menjadi 12,57 persen. Pada Juli 2008 BLT kembali digulirkan. BPS mencatat selama setahun setelah BLT kembali digulirkan persentase angka pengangguran turun menjadi 12,15 persen.

Lalu apakah BLT mempengaruhi tingkat kemiskinan warga Jakarta? Ternyata, hasilnya kurang memuaskan. Jumlah penduduk miskin Jakarta terus saja bertambah, meski sempat terjadi pengurangan.

Masih merujuk data BPS, penduduk miskin Jakarta pada 2004 berjumlah 277 ribu. Ketika BLT diterapkan pertama kali pada 2005, penduduk miskin tidak juga berkurang. Pada 2005 jumlah penduduk miskin malah bertambah menjadi 316 ribu orang.

Jumlah penduduk miskin Jakarta kembali naik pada 2006 menjadi 407 ribu orang. Namun pada 2007 sempat menurun, namun hanya di angka 406 ribu orang.

Angka penduduk miskin Jakarta berhasil turun pada 2008 mencapai 380 ribu orang. Jumlahnya kembali menurun pada 2009 menjadi 323 ribu orang. Namun tetap saja, jumlah penduduk miskin Jakarta terus bertambah.

Baca referensi:
Pemerintah Memilih Salurkan Bansos Nontunai
Agus Siapkan Bantuan Miliaran Rupiah Jika Jadi Gubernur
Angka Kemiskinan 2007 Dituduh Direkayasa


Evan/PDAT Sumber Diolah BPS

Berita terkait

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.

Baca Selengkapnya

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.

Baca Selengkapnya

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.

Baca Selengkapnya

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

14 Oktober 2017

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

Tjahjo Kumolo menakar dari digelarnya pemungutan suara ulang di 71 TPS dalam pilkada 2017 yang kerap diikuti dengan pengerahan massa.

Baca Selengkapnya