Ahok di Antara Pendukung dan Dugaan Penistaan Agama

Reporter

Editor

Budi Riza

Kamis, 17 November 2016 00:15 WIB

Perwakilan dari empat partai politik dan tim pemenangan Ahok-Djarot, menyatakan akan tetap melanjutkan proses pilkada, pasca penetapan status tersangka terhadap calon gubernur inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, di Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, 16 November 2016. TEMPO/Friski Riana

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga DKI Jakarta memadati rumah di Jalan Lembang Nomor 25-27, Jakarta Pusat, sejak pukul 8 pagi, Rabu, 16 November 2016. Mereka berasal dari berbagai pelosok wilayah di DKI Jakarta dan sama-sama memiliki satu tujuan yakni menemui calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sejak Senin, 14 November 2016, Ahok membuka rumah pemenangannya untuk menerima aspirasi masyarakat. Warga yang berdatangan pun berasal dari latar yang berbeda-beda. Misalnya Ermayanti, penderita kanker usus besar, yang berharap agar Ahok tetap melanjutkan kepemimpinannya. "Pokoknya Pak Ahok saja. Jangan berhenti sampai di sini. Makin tinggi pohon, makin kencang angin, Pak," katanya dengan mata berkaca-kaca.

Saat mendengarkan aspirasi, Ahok mencatat keluhan masyarakat. Sesekalid ia menengok ponselnya. Sampai menjelang pukul 10 WIB, tiba-tiba saja politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai datang dan bersalaman dengannya di atas panggung. Selang beberapa menit, muncul Ruhut Sitompul, juru bicara tim pemenangan Ahok-Djarot. Disusul Prasetio Edi Marsudi yang menjabat sebagai Ketua tim sukses.

Rupsnya di saat yang bersamaan, Badan Reserse Kriminal Mabes Polri mengumumkan hasil gelar perjara terhadap kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Ahok. Polisi juga menetapkannya sebagai tersangka. Adapun Ahok masih fokus mendengarkan keluhan masyarakat. Menjelang akhir waktu kunjungan masyarakat, muncul sebuah pengumuman adanya konferensi pers.

Di ruangan media, Ahok bersama Djarot dan Ruhut, serta para tim relawannya, mengumumkan soal penetapan statusnya sebagai tersangka. Tidak tampak raut kesedihan di wajahnya. Dia menyampaikan dia menerima hasil gelar perkara itu. "Tersangka ini bagi saya, yang akan saya terima. Saya akan ikuti proses hukum dengan baik," ujarnya.

Selang beberapa jam kemudian, tim kuasa hukum Ahok juga menggelar konferensi pers dan menyatakan tidak akan membantah prosedur penetapan tersangka. Dengan kata lain, mereka tidak akan mengajukan praperadilan. Tak lama setelah itu, rumah pemenangan Ahok lainnya, di Jalan Borobudur, mulai dipadati sejumlah pejabat partai politik, sejak pukul 16.

Antara lain, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Fayakhun; politikus Partai NasDem, Bestari Barus, Sophia Latjuba, Wibi Andrino; politikus Hanura, Miryam Haryani; politikus PDI Perjuangan, Charles Honoris, Pantas Nainggolan, Eva Kusuma Sundari, dan Prasetio. Juga calon Wakil Gubernur DKI Jakarta inkumben, Djarot Saiful Hidayat.

Mereka mengadakan rapat tertutup di dalam rumah bercat putih tersebut untuk melakukan konsolidasi. Dua jam kemudian, perwakilan tiap partai beserta tim sukses pun menggelar jumpa pers dan menyatakan akan tetap mendukung pasangan inkumben, Ahok-Djarot.

Meski Ahok tersandung kasus dugaan pidana, keempat partai mengaku solid dan tetap menghormati proses hukum. "Bahkan dengan ditetapkannya Pak Ahok sebagai tersangka, tidak akan akan menyurutkan kami untuk melakukan strategi pemenangan," ujar sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, Ace Hasan Syadzily, yang merupakan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar.

FRISKI RIANA

Berita terkait

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

8 Januari 2021

SBY Prihatin Ada Polarisasi Tajam Dalam 4 Tahun Terakhir

SBY menilai kerukunan masyarakat dan harmoni sosial kini terasa retak dan jauh dari semangat persaudaraan.

Baca Selengkapnya

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

11 Agustus 2020

Kekagetan Sandiaga Uno Soal Ibunya Saat Kampanye Pilkada DKI 2017

Sandiaga Uno mengaku kaget membaca salah satu bagian di buku Memoar Pilkada DKI 2017.

Baca Selengkapnya

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

15 April 2019

Begini Anies Hubungkan Pemilu 2019 dengan Pilkada DKI

Kepada para penyelenggara Pemilu, Anies berpesan untuk taat prosedur dan menjaga independensi agar tidak mudah dipengaruhi dalam bekerja.

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

28 Juli 2018

Rizieq Shihab: Contoh Pemilu DKI, Koalisi Keumatan Bisa Menang

Rizieq Shihab yakin, jika enam partai bergabung, Koalisi Keumatan akan didukung gelombang umat yang besar.

Baca Selengkapnya

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

17 Juli 2018

Saksi Ahli di Sidang Ujaran Kebencian, Kenapa Ahmad Dhani Kecewa?

Ahmad Dhani menilai keterangan ahli bahasa Suryontoro telah memberatkannya. Kok bisa?

Baca Selengkapnya

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

17 Juli 2018

Ujaran Kebencian Ahmad Dhani, Ahli: Cuitan Jelas Untuk Ahok

Sidang lanjutan perkara ujaran kebencian dengan terdakwa Ahmad Dhani digelar dengan agenda mendengarkan keterangan ahli bahasa dari Kemendikbud.

Baca Selengkapnya

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

11 Januari 2018

KPUD Serahkan Sisa Dana Pilkada Rp 67 Miliar ke Pemerintah DKI

KPUD mendapat dana hibah Rp 478 miliar untuk Pilkada DKI 2017 dan menyerahkan ke Gubernur Anies Baswedan sisanya.

Baca Selengkapnya

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

19 November 2017

Bantah Survei Setara Institute, Sandi: Warga DKI Sudah Move On

Survei Setara Institut yang menyebut Jakarta sebagai kota dengan skor toleransi terendah dipersoalkan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

5 November 2017

Kunjungi Berbagai Daerah, AHY: Hikmah Kalah di Pilkada DKI

AHY menganggap kekalahannya di pilkada DKI beberapa waktu memberikan hikmah kepadanya, sehingga kini ia berkesempatan keliling berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

14 Oktober 2017

Menteri Tjahjo: Calon Tak Siap Menang Siap Kalah di Pilkada

Tjahjo Kumolo menakar dari digelarnya pemungutan suara ulang di 71 TPS dalam pilkada 2017 yang kerap diikuti dengan pengerahan massa.

Baca Selengkapnya