TEMPO.CO,Bandung - Tiga pasangan peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tasikmalaya dan unsur masyarakat lainnya terkena semburan gas air mata yang ditembakan polisi saat menggelar simulasi pengamanan pilkada di Terminal Type A Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis, 27 Oktober 2016.
Kepala Kepolisian Reosr Tasikmalaya Kota, AKBP Arif Fajarudin, membenarkan insiden semburan gas air mata yang tidak disengaja itu akibat tiupan angin mengarah ke tempat duduk tamu undangan.
"Itu tidak disengaja," kata Arif.
Ia menuturkan simulasi pengamanan Pilkada Kota Tasikmalaya digelar dengan cara pengendalian massa pengunjuk rasa, kemudian polisi menembakan gas air mata.
Namun ketika ditembakan, kata dia, angin bertiup ke arah podium sehingga gas air mata mengenai penonton juga para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya.
"Tidak hanya menakutkan pengunjuk rasa, penonton juga terkena," katanya.
Calon wali Kota Tasikmalaya, Dicky Candra mengatakan asap akibat tembakan gas air mata itu membuat mata perih.
Ia mengaku baru pertama kali merasakan dampak terkena semburan gas air mata tersebut.
"Ini pengalaman pertama kena gas air mata," kata artis yang mengaku saat semburan gas air mata sedang menguap.
Menurut dia cara pengamanan polisi tersebut merupakan tindakan yang sudah sesuai dengan aturan untuk mengendalikan massa pengunjuk rasa.
Dicky optimistis pelaksanaan Pilkada Kota Tasikmalaya berlangsung lancar, tanpa tindakan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum.
"Saya percaya Pilkada Kota Tasikmalaya akan aman damai," katanya.
Simulasi itu dihadiri ketiga pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya yakni nomor urut satu pasangan Dicky Candra (artis)-Denny Romdony, nomor urut dua Budi Budiman (petahana Wali Kota Tasikmalaya)-M Yusuf, dan nomor urut tiga Dede Sudrajat (petahana Wakil Wali Kota Tasikmalaya)-Asep Hidayat Surjo.
