Ratusan pengendara motor melintasi jalur trotoar di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (9/5). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menyediakan fasilitas transportasi umum berupa bus tingkat gratis sebagai solusi kemacetan lalu lintas yang timbul akibat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Trotoar menjadi sangat penting bagi penduduk DKI Jakarta yang memiliki mobilitas tinggi. Sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo, Pemerintah DKI selalu mengimpikan trotoar Jakarta senyaman kota-kota maju di luar negeri.
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, Ahad, 11 Agustus 2016: "Ada 2.700 kilometer trotoar yang harus total kami bangun. Kasih saya waktu. Saya beresin."
Sandiaga Uno, Kamis, 6 Oktober 2016: "Kita menemukan kondisi trotoar (Jakarta) yang jauh dari sempurna."
Agus Harimurti Yudhoyono, Jumat, 7 Oktober 2016: "Saya melihat trotoar untuk pejalan kaki ini sangat penting. Ini sarana orang berjalan. Jadi, harus bagus."
Faktanya: Pemerintah DKI Jakarta belum serius membangun trotoar. Anggaran merawat dan membangun trotoar masih kecil. Untuk APBD 2016, alokasinya hanya Rp 250 miliar. Apalagi kerap disasar sebagai proyek gurih untuk dikorupsi