Massa kenakan kostum Vampire saat akan mengirimkan kartu pos kepada Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti di Kantor Pos Besar Yogyakarta, (13/9). Aksi ini bertajuk Kartu Pos untuk Kota: Mimpi Buruk Untuk Haryadi. TEMPO/Suryo Wibowo.
TEMPO.CO, Yogyakarta - Rencana koalisi PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional menjalin koalisi menghadapi pemilihan kepala daerah Kota Yogyakarta pada 2017 memicu partai lain mulai bergerak menyusun barisan. Koalisi PDIP dan PAN bakal mengusung politisi PDIP, Imam Priyono, yang saat ini menjabat wakil wali kota Yogyakarta, dan Arif Noor Hartanto, Wakil Ketua DPRD DIY dari Fraksi PAN
Calon pasangan ini bakal berhadapan dengan Haryadi Suyuti, wali kota Yogyakarta saat ini, yang sudah dilirik Partai Gerindra Kota Yogyakarta. "Memang sudah beberapa kali komunikasi dengan beliau (Haryadi). Tapi belum diputuskan, masih menunggu koalisi terbentuk," ujar Christiana Agustiani dari tim penjaringan Partai Gerindra Kota Yogyakarta, Jumat 18 Maret 2016.
Selain PDIP dan PAN, Partai Gerindra bakal memainkan peran besar dalan pilkada Kota Yogyakarta 2017. Sebab, PPP dan Golkar masih punya masalah kepengurusan di tingkat pusat sehingga terancam tak bisa ikut meramaikan pilkada. Kedua partai ini juga diduga bakal mendukung Haryadi Suyuti untuk maju dalam pilkada 2017.
Tapi Pilihan Gerindra, PPP, dan Golkar terhadap Haryadi bakal menghadapi resitensi dari kelompok masyarakat yang selama ini memelototi kinerja Haryadi yang jeblok sebagai wali kota Yogyakarta. Salah satunya komunitas Warga Berdaya yang menentang beleid Haryadi membuka lebar pembangunan hotel. “Jadi siapapun walikotanya, asal jangan Haryadi (Walikota Yogyakarta saat ini, Haryadi Suyuti),” kata Dodo.
Alasannya, selama ini Haryadi dinilai ogah mendengarkan masukan dan kritik warga. “Diajak diskusi saja enggak pernah datang. Nyuruh orang pun ketika last minutes,” kata Dodo.