Kalah di Pilkada Kepulauan Riau, Golkar dan PDIP Salahkan TNI

Rabu, 23 Desember 2015 05:09 WIB

Soerya Respationo dan Ansar Ahmad. Pilkada Kepulauan Riau 2015. Pilgubkepri.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kemenangan Muhammad Sani dan Nurdin Wasirun sebagai calon Gubernur Kepulauan Riau tak berjalan mulus. Gugatan perselisihan hasil penghitungan suara yang didaftarkan pesaing mereka, Soeryo Respatiyono dan Ansar Ahmad, berpotensi menganulir putusan pleno hasil penghitungan suara tingkat provinsi. Dalih yang mereka gunakan adalah sikap partisan Tentara Nasional Indonesia.

"TNI terlibat secara masif, terstruktur, dan sistematis," ujar Sirra Prayuna, pengacara pasangan Soeryo Respatiyono dan Ansar Ahmad, Selasa, 22 Desember 2015.

Pasangan Soeryo dan Ansar hanya mampu meraup 305 ribu suara dalam pemilihan Gubernur Kepulauan Riau. Pasangan yang didukung Golkar dan PDIP itu terpaut 6,4 persen dari pasangan Muhammad Sani dan Nurdin yang berhasil meraih 347 ribu suara. Muhammad Sani adalah petahana yang didukung Partai Demokrat dan Gerakan Indonesia Raya.

Menurut Sirra, dugaan keterlibatan TNI terlihat dari pengerahan kekuatan TNI di basis suara Golkar serta Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Prajurit TNI yang bertugas melapis tugas kepolisian nyatanya berperan seperti penyelenggara pemilu. "Mereka membagikan Form C6, surat undangan bagi pemilih di basis suara Golkar dan PDIP," katanya.

Selain itu, kata Sirra, surat undangan yang disebar lewat personel TNI itu hanya dibagikan kepada warga yang bersedia memilih pasangan Sani dan Nurdin. Sementara itu, surat undangan bagi warga pendukung pasangan Soeryo-Anshar ditahan. "Akibatnya, tingkat partisipasi masyarakat di wilayah itu sangat rendah, di bawah 50 persen," katanya.

Sirra mengatakan dugaan pelanggaran itu telah dilaporkan kepada Danpuspom TNI dan Badan Pengawas Pemilu. Temuan itu juga mereka jadikan alat bukti yang menunjang penyelesaian perkara di Mahkamah Konstitusi. "Kami berharap, MK bisa menjatuhkan putusan untuk melakukan penghitungan suara ulang di basis suara Golkar dan PDIP," katanya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDIP, TB Hasanuddin, mengatakan prajurit TNI juga terindikasi melanggar prosedur penanganan perkara. Itu terlihat saat enam personel TNI menggeruduk rumah Alex, bendahara pasangan Soeryo-Anshar dengan alasan terlibat praktek politik uang. "Padahal, saat itu, Alex sedang membagikan uang untuk para saksi. Pembagian uang itu sah menurut aturan," ujarnya.

Menurut Hasanuddin, TNI tak memiliki kewenangan menindak dugaan pelanggaran pilkada. Kalau pun harus terlibat, kehadiran mereka harus perintah polisi didampingi petugas pengawas. "TNI hanya melapis tugas pengamanan polisi. Jadi mereka tak bisa serta-merta mengambil inisiatif. Tindakan apa pun yang mereka ambil harus didasari perintah polisi atau panwas," katanya.



RIKY FERDIANTO

Berita terkait

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

10 Januari 2018

PPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat

PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.

Baca Selengkapnya

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

10 Januari 2018

PDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti

Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.

Baca Selengkapnya

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul

Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.

Baca Selengkapnya

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

10 Januari 2018

Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP

Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

10 Januari 2018

PDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul

PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.

Baca Selengkapnya

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

10 Januari 2018

Di HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik

Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.

Baca Selengkapnya

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

10 Januari 2018

Kesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan

Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.

Baca Selengkapnya

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

10 Januari 2018

Dukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP

PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.

Baca Selengkapnya

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

10 Januari 2018

HUT PDIP, Hasto Singgung Partainya Biasa Dicurangi di Pilkada

Hasto Kristiyanto juga menyebut PDIP dikucilkan dan hanya sekedar menjadi ornamen demokrasi selama 32 tahun Orde Baru.

Baca Selengkapnya

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

9 Januari 2018

PKB Merasa Ditinggal PDIP di Pilgub Jateng

Wasekjen PKB Daniel Johan mengatakan partainya merasa ditinggal oleh PDIP dalam pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya