TEMPO.CO, Padang - Mantan narapidana korupsi, Gusmal, meraih suara terbanyak pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Solok pada 9 Desember 2015. Ia berhasil mengalahkan calon inkumben, Desra Ediwan Anantanur, yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Solok selama dua periode.
Mantan Bupati Solok ini pernah menjadi terpidana kasus korupsi pengalihan tanah negara bekas erfpacht verponding 172 di Bukit Berkicut, Jorong Sukarami, Nagari Kotogaek Guguak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok Selatan, tahun 2007. Ia divonis 2 tahun 6 bulan penjara pada tahun 2012. Pada pilkada Kabupaten Solok ini, Gusmal berpasangan dengan Ketua Dewan Pengurus Wilayah Partai Persatuan Pembangunan Sumatera Barat versi Djan Faridz, Yulfadri Nurdin. Mereka diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.
Berdasarkan rekapitulasi formulir model C1 yang dirilis KPU RI, hingga Rabu, 16 Desember 2015, Gusmal-Yulfadri Nurdin meraih 69.131 suara atau 46,32 persen suara. Mereka menang di 11 dari 14 kecamatan yang ada di Kabupaten Solok. Sedangkan pasangan inkumben Desra Ediwan Anantanur-Bachtul mendapatkan suara 54.732 atau 36,67 persen suara. Pasangan ini hanya mampu menang di tiga kecamatan. Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, Agus Syahdemen-Wahidup, hanya memperoleh suara 2.375 atau 17 persen.
Gusmal merupakan seorang birokrat. Pria 61 tahun ini pernah menjajaki karier di Pemerintah Kabupaten Solok. Sebelum maju pada pilkada 2005, ia menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Solok yang saat itu dipimpin Gamawan Fauzi.
Koordinator Lembaga Antikorupsi Integritas Arief Paderi mengatakan menangnya Gusmal di Kabupaten Solok menjadi tamparan besar bagi gerakan antikorupsi di Sumatera Barat. Sebab, mantan narapidana korupsi masih dipercaya masyarakat untuk memimpin daerahnya. "Hal ini harus dijadikan evaluasi bagi gerakan masyarakat sipil antikorupsi di Sumatera Barat," ujarnya saat konferensi pers catatan akhir tahun 2015, Rabu, 16 Desember 2015.
Arief menilai masyarakat sipil yang peduli dengan gerakan antikorupsi harus kembali menyusun strategi. Dengan demikian, isu antikorupsi menjadi konsumsi masyarakat kalangan bawah. "Isu antikorupsi sepertinya belum sampai ke akar rumput. Masih ditingkat elite," katanya.
Menurut dia, mencalonkan Gusmal pada pilkada Kabupaten Solok merupakan bentuk gagalnya partai politik dalam melahirkan kader-kader terbaiknya. Terbukti, mereka masih mengusung calon kepala daerah yang memilik rekam jejak buruk, dengan pernah menjadi terpidana kasus korupsi.
ANDRI EL FARUQI
Berita terkait
LBH Padang Desak Pemerintah Cabut Izin Tambang Galian C di Kabupaten Solok
12 hari lalu
LBH Padang mendesak pemerintah mencabut izin tambang untuk melindungi lingkungan dan jalan nasional di Air Dingin, Kabupaten Solok.
Baca SelengkapnyaAsa Komunitas Musik Klasik di Kota Padang
8 Januari 2024
Sendi menerangkan, program musik klasik ini terdiri dari beberapa kegiatan mulai dari diskusi sampai tampil di panggung.
Baca SelengkapnyaMengenal Ayam Kokok Balenggek dari Sumatera Barat yang Bersuara Unik
19 Juni 2023
Pola kokok ayam kokok Balenggek memang berbeda dengan pola kokok ayam pelung, ayam bekisar dan ayam kampung.
Baca SelengkapnyaAda Harimau di Ladang Cabai, BKSDA Masih Mencari Jejaknya
24 Februari 2021
Warga desa setempat ketakutan karena laporan kemunculan harimau itu.
Baca SelengkapnyaPemerintah Sepakat Angkat Drg Romi Menjadi PNS
5 Agustus 2019
Pemerintah sepakat mengangkat drg Romi menjadi PNS
Baca SelengkapnyaBertemu Moeldoko, Drg Romi Bahas Pemulihan Hak Sebagai CPNS
1 Agustus 2019
Drg Romi bertemu dengan Moeldoko. Mereka membahas pemulihan hak sebagai CPNS.
Baca SelengkapnyaKontroversi Proyek Geotermal yang Picu Tagar Save Gunung Talang
26 November 2018
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Ida Nuryatin Finahari, menceritakan kronologi pembangunan proyek geotermal Gunung Talang.
Baca SelengkapnyaHutan Gunung Talang, Solok Terbakar
1 Februari 2018
BPBD menurunkan tim ke lokasi kebakaran hutan di Gunung Talang, Kabupaten Solok. Perlu waktu dua jam untuk menjangkau lokasi itu.
Baca SelengkapnyaPersekusi di Solok terhadap Fiera Lovita, Polisi Periksa 11 Saksi
5 Juni 2017
Kepolisian Daerah Sumatera Barat memeriksa 11 saksi dalam dugaan kasus persekusi di Solok dengan korban dokter Fiera Lovita.
Baca SelengkapnyaKasus Dokter Fiera di Solok, Polisi: Ada yang Coba Adu Domba
29 Mei 2017
Menurut polisi, ada yang coba mengadu domba situasi di Solok,
seolah-olah dokter Fiera kembali mendapat intimidasi setelah
menyatakan permohonan maaf.